Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2015, 14:26 WIB
KOMPAS.com - Menurut data terbaru, penjualan menu sarapan lebih tinggi dibanding makan siang dan makan malam. Ritel fast food seperti McDonald berencana untuk menyajikan menu sarapan setiap waktu. Mengapa hal itu bisa terjadi?  Inilah 5 fakta menarik tentang sarapan:

Sarapan merupakan penemuan terbaru
Menurut Abigail Carroll, sejarawan makanan dan pengarang buku Three Squares: The Invention of the American Meal, konsep sarapan tidak pernah ada di Amerika sampai pertengahan 1800-an. Pada tahun 1600-an, sarapan biasanya hanya berupa makanan sisa, keju, roti atau biji-bijian rubus.

Awal 1700-an dan 1800-an, barulah orang-orang mulai menambahkan daging dan ikan pada makanan pagi mereka. “Daging menjadi menu standar pada sarapan dan menunjukkan kemakmuran,” kata Carroll.

Ketika orang-orang mulai pindah ke kota, mereka mulai makan banyak. Gangguan pencernaan manjadi keluhan kesehatan yang utama karena jumlah porsi sarapan yang besar dan gaya hidup sedentary. Ahli diet seperti Sylvester Graham mulai mempromosikan perubahan gaya makan seperti vegetarian dan konsumsi gandum sebagai cara untuk mengurangi masalah gangguan pencernaan tadi. Setelah itu, muncul tepung gandum yang dikenal dengan “tepung graham”.

Ahli kesehatan lainnya, James Caleb Jackson, menggunakan tepung graham untuk membuat sereal sarapan pada tahun 1863 yang bernama Granula. Beberapa tahun kemudian, John Harvey Kellogg membuat sendiri sereal sarapannya yang sekarang terkenal dengan nama “Granola”.

Yogurt untuk sarapan menjadi fenomena di Amerika
Beberapa laporan menyatakan tahun 1980an merupakan pertama kalinya yogurt menjadi pilihan menu sarapan bagi mereka penggila diet rendah lemak. Yang paling terkenal adalah yogurt Yunani. Pada tahun 1998, perusahaan yogurt Yunani mulai mengekspor produknya ke Amerika. Menurut data Food Navigator, pada tahun 2007, jumlah yogurt yunani di Amerika kurang dari 1%, tapi penjualannya sangat tinggi melebihi yogurt-yogurt lainnya.

Makanan terpenting dalam sehari
Pada studi yang dipublikasikan pada jurnal Circulation, para peneliti dari Harvard School of Public Health melihat data dari 26.902 pria dan menemukan fakta bahwa mereka yang melewatkan sarapan memiliki risiko meninggal karena serangan jantung 27% lebih tinggi dibandingkan pria yang sarapan secara teratur. Para peneliti percaya bahwa mereka yang tidak sarapan cenderung makan lebih banyak di malam hari, yang mana bisa menyebabkan perubahan metabolisme dan penyakit jantung.

Serat dan protein merupakan faktor penting dalam sarapan
Untuk mendapat banyak vitamin dan mineral di pagi hari, Mayo Clinic merekomendasikan menu sarapan yang terdiri dari biji-bijian, protein tanpa lemak, buah dan sayur-sayuran. Pertimbangkan juga makanan lain seperti oatmeal, telur, atau smoothies tanpa gula. Sarapan yang sehat membuat kita merasa berenergi seharian.

Kita bisa mengonsumsi makanan pencuci mulut dengan menu sarapan
Mengonsumsi makanan manis di pagi hari mungkin bukan pilihan yang baik untuk mengumpulkan energi. Namun, jangan langsung menghilangkan semuanya. Beberapa penelitian mengatakan makan sesuatu yang manis di pagi hari bisa megurangi keinginan mengonsumsi makanan manis lagi di waktu selanjutnya.

Studi di tahun 2012 contohnya, para peneliti menemukan fakta bahwa mereka yang mengonsumsi sarapan sehat dan rendah kalori, lalu dibarengi dengan makanan pencuci mulut, berhasil menurunkan berat badannya. Mereka dilaporkan memiliki rasa lapar yang lebih sedikit seharian. Ini bukan berarti kita harus makan kue setiap sarapan, tapi sebagai tambahan, makanan manis di pagi hari tidak begitu buruk juga.

Itulah 5 fakta menarik tentang sarapan. Sebaiknya, kita jangan sampai melewatkan sarapan setiap harinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com