Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Perkembangan Otak dan Tubuh, Anak Harus Banyak Bergerak

Kompas.com - 21/08/2015, 17:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Belakangan ini anak-anak makin jarang bergerak,  belajar di usia yang lebih muda dan lebih lama, lebih sering duduk bermain alat elektronik serta ke mana-mana naik kendaraan. Padahal duduk terlalu lama cenderung mendatangkan masalah kesehatan untuk anak.

"Duduk terlalu lama justru bikin anak sulit konsentrasi, peredaran darah tak lancar, anak jadi pusing. Duduk terus juga selain bikin gemuk cenderung, terlebih bila dilakukan di atas kursi tak ergonomis menyebabkan salah postur. Belakangan salah postur akan mendatangkan masalah di tulang belakang," ujar N. Margot dari moll Germany, produsen furnitur ergonomis untuk anak-anak saat presentasi di Jakarta.

Ia menegaskan demi perkembangan otak dan tubuh anak, diperlukan pergerakan.

"Postur tubuh yang salah  mengganggu dan menekan saraf di tulang belakang. Inilah yang menyebabkan kasus yang sering disebut saraf kejepit. Mulailah timbul keluhan berupa rasa nyeri di tempat saraf kejepit itu," ujar Kamal Merai dari Chiropractic Indonesia.

Kejadian gangguan tulang belakang skoliosis di Indonesia terhitung tinggi dari kasus-kasus yang sering dijumpai di ruang praktik. Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan tulang belakang. Pasalnya, informasi dari otak ke seluruh tubuh terdistribusi melewati tulang belakang.

Gangguan bentuk tulang belakang sudah pasti akan mengganggu koneksi informasi otak dan tulang belakang. Tumbuh kembang anak bakal terganggu karenanya.

Merai juga mengingatkan untuk berhati-hati agar tidak selalu menundukkan kepala memandangi gadget. "Setiap kali menunduk, kepala kita beratnya jadi dua kali lipat. Ini tentu bakal membebani kerja tulang belakang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com