Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), osteoarthritis (OA) atau gangguan tulang rawan sendi termasuk penyakit yang paling banyak diderita masyarakat di dunia. Sekitar 9,6 persen pasien OA laki-laki, sedangkan 18 persen pasien perempuan. Pasien OA di Indonesia pada 2003 berjumlah 17,5 juta lebih atau 7,35 persen dari warga Indonesia.
"Untuk pengobatan medis, yang biasa dilakukan adalah pemberian suplemen visco, corticosteroid langsung pada sendi tulang dengan injeksi," kata dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi Ricky Hutapea pada seminar osteoarthritis yang digelar Rumah Sakit Mitra Keluarga, Sabtu (3/10), di Jakarta.
Menurut Ricky, OA terutama diderita penduduk berusia di atas 55 tahun. Tulang rawan jadi halus sehingga ada gesekan antartulang. Secara klinis, OA dibagi menjadi tiga stadium, yakni subklinis, OA manifest, dan OA dekompensasi. Injeksi hanya bisa dilakukan pada pasien OA subklinis dan OA manifest karena nyeri belum parah. Jika sendi rusak, harus dibedah.
Gejala OA terjadi bertahap, mulai dari ngilu, nyeri, sendi tak bisa bergerak, hingga tulang bengkak. Itu bisa dicegah jika rutin kontrol kepadatan tulang. Arif Sofyandi (65), misalnya, rutin kontrol kepadatan tulang dan mengonsumsi asupan kalsium, protein, dan vitamin D. "Saya masih bisa naik turun tangga," katanya. (B09)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.