Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2015, 16:33 WIB

KOMPAS.com - Sebagian wanita merasakan payudara nyeri menjelang menstruasi. Tak sedikit pula yang khawatir ketika mengalami hal ini. Apakah nyeri payudara tersebut berbahaya dan mengapa bisa terjadi?

 

Nyeri pada payudara menjelang menstruasi adalah hal yang normal. Ini dikarenakan perubahan hormon yang menyebabkan perubahan pada saluran dan lobulus payudara. Setiap payudara, memiliki sekitar lima belas sampai dua puluh lobulus yang bercabang menjadi lobulus yang lebih kecil dan setiap lobulus berujung pada sebuah bola. Cairan susu berasal dari dalam bola ini, yang sebelumnya dibawa melalui saluran susu ke arah putting.

 

Payudara akan terasa nyeri biasanya dimulai selama setengah bagian kedua siklus menstruasi. Saat produksi estrogen meningkat dan memuncak tepat sebelum pertengahan siklus, maka produksi estrogen menyebabkan pelebaran saluran susu.

 

Setelah hal tersebut, tepat sebelum menstruasi, hormon lain mengalami titik puncak yaitu progesteron dan kemudian menyebabkan pembesaran lobulus payudara. Hal ini yang selanjutnya menyebabkan ukuran payudara bertambah dan menimbulkan rasa nyeri.

 

Nyeri payudara pra-menstruasi bisa terasa ringan atau sangat parah. Pada wanita yang menggunakan pil KB biasanya tidak mengalami nyeri akut. Namun, ada pula beberapa wanita yang merasakan bertambah nyeri pada payudara pra-menstruasi ketika mereka mengonsumsi kafein.

 

Payudara yang terasa nyeri menjelang menstruasi dapat dikurangi dengan mengonsumsi obat antiradang sederhana. Namun, jika nyeri terlalu akut, segeralah konsultasi ke dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com