Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2015, 12:03 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain karena faktor usia, paparan sinar ultraviolet (UV) juga menjadi penyebab utama penyakit katarak pada mata. Tak heran jika di daerah pesisir atau pinggir pantai banyak ditemukan pasien katarak.

Dokter Spesialis Mata dari Rumah Sakit Mata Jakarta Eye Center (JEC) Setiyo Budi Riyanto mengungkapkan, sinar UV dapat menganggu metabolisme lensa mata dari yang jernih menjadi keruh. "Sebetulnya, sinar matahari ini karena Indonesia negara strategis yang dilintasi garis khatulistiwa," jelas Budi dalam acara jumpa pers Bakti Katarak di JEC Kedoya, Jakarta Barat, Sabtu (10/10/2015).

Direktur Utama Rumah Sakit Mata JEC Kedoya dokter spesialis mata Darwan M Purba menambahkan, akibat paparan UV terus menerus, banyak nelayan di laut yang menderita katarak pada usia muda, yaitu sekitar usia 40 tahun. Penduduk Indonesia juga memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat, dibandingkan penduduk di daerah subtropis.

Berdasarkan data terakhir, sebanyak 16-22 persen penderita katarak yang dioperasi berusia di bawah 55 tahun. Katarak merupakan penyebab terbanyak kasus kebutaan di Indonesia. Di dunia, Indonesia menempati peringkat kedua setelah Ethiopia dengan kasus kebutaan karena katarak.

Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan peringkat pertama. Budi menjelaskan, orang dengan katarak memiliki penglihatan yang kabur dan tidak bisa dikoreksi dengan menggunakan kaca mata. Hal ini karena terjadi kekeruhan pada lensa mata. "Gejalanya antara lain penglihatan berkabut, lihat sinar lampu silau, penglihatan berkabut," jelas Budi.

Jika dibiarkan, lama-kelamaan bisa menyebabkan kebutaan. Untuk itu, menurut Budi sangat penting melindungi mata dari paparan sinar UV. Cara untuk menghilangkan katarak ini, yaitu dengan melakukan operasi. Tahun 2020, pemerintah mencanangkan Indonesia bebas katarak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com