Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2015, 18:00 WIB
KOMPAS.com - Alergi kini sepertinya menjadi penyakit yang umum diderita orang. Mulai dari alergi makanan, debu, obat, sampai alergi pewarna pakaian. Apa yang menyebabkan orang di zaman modern ini lebih rentan alergi?

Alergi merupakan reaksi yang disebabkan oleh sistem imun sebagai respon terhadap zat di lingkungan sekitar yang biasanya tidak berbahaya pada sebagian besar orang.

Alergi bisa berpengaruh pada berbagai organ tubuh. Misalnya, rinitis alergi yang mengenai hidung dan mata sehingga setiap pagi hidung selalu berair, atau eksim yang mengenai mata. Alergi makanan bisa berpengaruh pada perut, kulit, paru, saluran napas, dan terkadang pembuluh darah.

Sebagian besar alergi bersifat ringan sampai sedang dan bisa diatasi dengan obat antihistamin. Tapi terkadang alergi juga mengancam nyawa dan butuh penanangan medis segera.

Anak-anak merupakan kelompok yang paling sering mengalami alergi, terutama alergi makanan seperti susu sapi, telur, atau kacang. Sementara orang dewasa biasanya mengalami alergi terhadap makanan laut.

Ada beberapa alasan mengapa jumlah orang yang menderita alergi semakin banyak.

- Penurunan paparan pada infeksi atau mikroba di awal kehidupan anak. Teori ini sering disebut juga dengan hipotesa higienis yang pertama kali muncul tahun 1989. Penelitian menunjukkan, anak-anak yang sering kontak dengan hewan peliharaan atau ternak lebih jarang mengelami alergi.

- Pengenalan yang terlambat pada makanan pemicu alergi seperti telur dan kacang-kacangan pada anak. Ini adalah teori terbaru yang dipublikasikan tahun 2015.

- Metode berbeda dalam menyiapkan makanan juga berpengaruh pada timbulnya reaksi alergi. Misalnya saja kacang yang dipanggang lebih menyebabkan alergi dibanding yang direbus. Hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa insiden alergi kacang berbeda di tiap negara.

- Kekurangan vitamin D juga bisa meningkatkan risiko alergi. Orang yang tinggal di negara minim sinar matahari biasanya lebih beresiko.

- Alergi biasanya muncul setelah paparan pada alergen, seperti produk susu atau minyak kacang pada pelembab kulit bisa memicu peradangan pada bagian tubuh tertentu.

- Sering memakai antibiotik dan jarang mengonsumsi makanan sumber serat juga berpengaruh pada reaksi alergi karena memengaruhi jenis bakteri usus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau