KOMPAS.com - Selama ini, banyak yang beranggapan bahwa melewatkan makan malam bisa jadi cara menurunkan berat badan secara drastis. Yang kita lupa adalah bahwa tindakan ini tidak hanya mengganggu kesehatan, melainkan juga bisa membuat bobot makin melambung. Inilah fakta penting yang perlu kita ketahui seputar makan malam.
Makan malam tidak berhubungan dengan pertambahan lemak. Menurut Nancy Snyderman, MD, penulis buku Diet Myths That Keep Us Fat , yang menentukan pertambahan lemak di tubuh adalah jumlah total asupan kalori yang melebihi kebutuhan.
Perbedaan aktivitas di siang dan malam hari punya andil dalam menentukan besarnya asupan kalori yang dibutuhkan tubuh. Di malam hari, metabolisme tubuh dan aktivitas pencernaan menurun.
"Namun, bukan berarti kita tidak butuh makan malam," ujarnya. Apalagi, hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Appetite menyatakan, kaum pria bisa makan setiap hari tapi berat badannya tetap stabil.
"Jadi, tidak benar mitos yang menyatakan bahwa makanan yang dikonsumsi sebelum jam tidur akan diiubah menjadi lemak," tambah Snyderman.
Tidak makan malam bisa membuat kita lapar berat. Tidak makan apa-apa dalam waktu lebih dari delapan jam, akan membuat proses metabolisme melambat dan badan kehilangan energi. Tak heran bila kita sering merasa tidak enak badan, dan juga mengeluh lambung terasa sakit. Kekosongan di lambung yang lama akan membuat badan jadi lebih sensitif terhadap kalori yang masuk.
"Jadi, sewaktu ada makanan yang masuk, bukannya dibakar menjadi energi, tubuh malah akan menyimpannya menjadi lemak," jelas Snyderman lagi.
Lebih baik perhatikan porsinya. Makan malam tidak akan menimbulkan masalah, bila kita terbiasa makan teratur dan sehat sepanjang hari. Untuk menghindari makan malam yang terlalu besar, cobalah untuk makan siang lebih dalam jumlah cukup.
Anda bisa ngemil kacang rebus atau buah pada pukul 16.00 atau 17.00, supaya di waktu malam kita tidak makan berlebihan. Jadi mulai sekarang, Anda tak perlu menolak ajakan makan malam bersama dari pasangan.