Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2015, 15:35 WIB
Dua tahun adalah waktu yang tersedia bagi anggota tim Nusantara Sehat untuk memulai perubahan di daerah perbatasan dan kepulauan di tempat mereka bertugas. Dengan latar belakang profesi berbeda, mereka jadi satu tim yang memperkuat layanan kesehatan dasar di pelosok.

Tenaga kesehatan pada program Nusantara Sehat adalah dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga teknologi laboratorium medik, dan tenaga kefarmasian. Mereka ditempatkan di daerah perbatasan dan kepulauan.

"Kami beruntung bertugas di daerah terluar sebagai tim. Kalau sendirian, mungkin tak kuat," ujar Wasiro, bidan Nusantara Sehat di Puskesmas Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, Sabtu (17/10).

Tim Nusantara Sehat bertugas memperkuat puskesmas, garda terdepan layanan kesehatan masyarakat. Apa yang dilakukan anggota tim tak boleh menyimpang dari program puskesmas setempat.

"Pada awal kedatangan, kami benahi rekam medik pasien puskesmas yang berantakan, menata lagi ruangan di puskesmas, mengaktifkan lagi promosi kesehatan di posyandu dan sekolah," kata Wasiro.

Tenaga kesehatan lingkungan tim Nusantara Sehat Puskesmas Enggano, Eliza Puspita Sari, menambahkan, tingginya kasus penyakit kulit dan kebiasaan buang air besar sembarangan butuh intervensi lintas sektor.

Menjalin kerja sama lintas sektor jadi tantangan dalam mewujudkan rencana kerja. Tim itu pun mengusulkan pembuatan pengolah air bersih dan arisan jamban masyarakat.

Sementara itu, Sunarti, bidan tim Nusantara Sehat di Puskesmas Balai Karangan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menuturkan, saat pertama tiba di Balai Karangan, ia ragu bisa berkontribusi dengan baik sebab wilayah kerja puskesmas berat.

Namun, setelah beradaptasi, Sunarti dan lima rekannya bisa bekerja dengan baik. Mereka mengaktifkan klinik gizi dan mengoptimalkan klinik ibu dan anak. Sambutan masyarakat pun bagus, tak jarang warga memberi mereka hasil kebun dan sayur-sayuran.

Mereka tinggal di rumah dinas Puskesmas Balai Karangan berukuran 10 meter x 7 meter. Kayu pada kamar kecil dan dapur tampak kusam. Jendela hanya ditutup kertas surat kabar. Di rumah itu, tidak ada hiburan musik ataupun televisi.

Beda lagi dengan sebagian anggota tim Nusantara Sehat di Puskesmas Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Mereka kesulitan beradaptasi dengan adat istiadat setempat.

Sementara di Puskesmas Longgar Apara, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, anggota tim kesulitan mengakses sinyal telepon seluler.

Daftar kebutuhan sehari-hari mereka pun dikirim melalui pesan singkat ke petugas penghubung di Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru. Untuk mencapai Longgar Apara, lama perjalanan sekitar 26 jam memakai perahu motor dengan jadwal satu bulan sekali.

Jauh dari kegaduhan, tim Nusantara Sehat menyapa warga dengan karya nyata bidang kesehatan meski dalam keterbatasan. (ADH/ESA/FRN/KOR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com