Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fluktuasi Hormon Bikin Pria Alami Gejala "Menstruasi"

Kompas.com - 23/11/2015, 11:10 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Satu dari empat pria di Inggris percaya mengalami "menstruasi". Mereka melaporkan dalam sebuah survei gejala serupa sindroma pramenstruasi seperti kram, lelah, mudah marah, ingin makan dan mudah tersinggung.

Hampir dua pertiga wanita yang memiliki pasangan yang mengalami gejala-gejala pra menstruasi itu percaya gejala itu pada pria benar-benar ada. Seperlima wanita yang disurvei mengakui pasangan mereka menghadapi "menstruasi" itu lebih buruk dari mereka sendiri.

Survei yang dilakukan oleh vouchercloud.co.uk itu menanyai 2.412 orang (separuhnya adalah pria). Mereka ini punya pasangan selama minimum 12 bulan.

Poling tersebut menemukan 26 persen pria mengalami gejala yang mirip menstruasi. Lima gejala teratas meliputi mudah marah (56 persen), lebih mudah lelah (51 persen), nafsu makan meningkat (47 persen), mudah lapar (43 persen), mudah tersinggung (43 persen) dan kembung (15 persen).

Lalu 12 persen pria mengaku lebih sensitif dengan berat badannya serta lima persen percaya mengalami kram perut.

Mayoritas wanita setuju pasangan mereka mengalami masa "menstruasi" seperti dirinya. Lebih mengejutkan lagi, ketika ditanya apakah mereka memberikan dukungan khusus kepada mereka selama periode itu, 43 persen wanita mengakui mendukung.

Namun mereka yang tak memberikan dukungan khusus, 33 persen mengakui hanya memberi tahu pasangan untuk bangkit dan menjadi pria.

Menurut poling ini, rata-rata pria yang percaya mengalami "menstruasi" menghabiskan uang ekstra sebesar USD 124,62 (sekitar Rp 1,6 juta) untuk membeli makanan dan kudapan setiap bulan, termasuk membeli makanan untuk dibawa pulang.

Pria yang mengalami "menstruasi" juga menghabiskan uang ekstra USD 97,35 (sekitar Rp 1,2 juta) per bulan untuk mengatasi keinginan makan enak.

Dr Jed Diamond, penulis buku The Irritable Male juga percaya bahwa pria juga mengalami periode "menstruasi". Ia pernah melakukan riset terhadap kondisi yang juga dikenal dengan nama Irritable Male Syndrome.

"Diasumsikan bahwa wanita dipengaruhi oleh hormon dan pria digerakkan oleh logika," kata Diamond. "Tetapi pria punya juga sejumlah siklus hormon dan hal ini mempengaruhi kadar energi, kemarahan, dorongan seks dan sifat lekas marah," ujarnya.

Konsep "menstruasi pria" ini sudah lama dipelajari oleh banyak periset yang percaya kadar hormon pria yang berfluktuasi dengan siklus bulanan.

Pada 1950-an ilmuwan Denmark Allan Erslev mengumpulkan sampel urin pria dan menemukan kadar hormon naik dan turun dalam ritme 30 hari. Ia menemukan pertumbuhan janggut juga berfluktuasi di waktu yang sama.

Sebuah studi dari Inggris yang dipublikasikan pada 2012 menemukan pria mengalami gejala serupa sindroma pra menstruasi, seburuk seorang wanita. Dr Aubeeluck dari University of Derby mengatakan hal ini dapat terjadi karena stres atau karena pria dan wanita memiliki ambang berbeda untuk rasa nyeri.

Ia mengatakan,"Ada beberapa bukti yang menemukan ambang nyeri berbeda antara pria dan wanita sehingga nyeri bisa saja merupakan persepsi dari nyeri itu sendiri."

"Mungkin wanita mengalami lebih banyak nyeri tapi tidak menaruh banyak perhatian. Ketika Anda menanyai orang untuk memberi peringkat nyeri, peringkat itu agak subyektif," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau