Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2015, 07:31 WIB

KOMPAS.com – Orang-orang dengan tekanan darah tinggi, sering disarankan untuk mengecek tekanan darah mereka di rumah. Dan sekarang, sebuah studi baru menunjukkan bahwa pengukuran tekanan darah di pagi hari mungkin bisa menjadi tolak ukur yang lebih baik untuk mengetahui risiko terkena stroke, dibanding pengukuran tekanan darah di malam hari.

Dalam penelitian ini, para peneliti melihat data dari orang-orang di Jepang dan menemukan bahwa ketika diukur di pagi hari, tekanan darah tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko stroke.

Tapi, ketika diukur di malam hari, tekanan darah tinggi tidak berkaitan erat dengan risiko stroke pada seseorang.

“Tekanan darah cenderung melonjak di pagi hari, dan lonjakan ini terlihat lebih besar pada penduduk Asia daripada orang-orang di negara barat,” kata Dr Satoshi Hoshide, professor kedokteran kardiovaskular di Jichi Medical University, Jepang dan penulis utama penelitian tersebut.

Karena itu, pengukuran tekanan darah di pagi hari sangat penting, terutama untuk orang-orang Asia, kata Hoshide kepada Live Science, dalam pertemuan American Heart Association Scientific Sessions.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 4300 orang Jepang yang setidaknya mempunyai satu faktor risiko terkena penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi atau diabetes.

Selama dua minggu, orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini mengecek tekanan darah mereka di rumah, mengukurnya sekali di pagi hari dan sekali pada malam hari.

Para peserta kemudian diikuti perkembangannya dalam periode empat tahun ke depan. Selama masa itu, ada 75 kasus stroke dalam kelompok tersebut.

Para peneliti menemukan, bahwa pengecekan tekanan darah di pagi hari dengan tekanan darah lebih dari 155 mm Hg, berisiko terkena stroke lebih tinggi tujuh kali lipat, dibanding dengan tekanan darah di bawah 135 mm Hg.

Sebaliknya, pengecekan tekanan darah di malam hari yang lebih dari 155 mm Hg tidak terkait dengan peningkatan risiko terkena stroke, dibandingkan pengecekan tekanan darah di malam hari di bawah 135 Hg.

“Satu alasan kenapa pengecekan tekanan darah di malam hari mungkin tidak akurat untuk mengetahui risiko terkena stroke adalah, karena banyak faktor eksternal yang bisa memengaruhi tekanan darah, termasuk berendam air hangat, mandi air hangat, atau makan makanan hangat,” kata Hoshide.

Lonjakan tekanan darah di pagi hari, di sisi lain, berhubungan dengan faktor psikologis, termasuk aktivasi sistem saraf simpatik, yang terjadi ketika Anda bangun tidur, tambah Hoshide.

Meskipun tekanan darah tinggi pagi hari berkaitan dengan peningkatan risiko stroke, mengonsumsi obat-obatan tekanan darah pada pagi hari tidak membuktikan ini lebih efektif, daripada mengonsumsinya di malam hari,  jelas Hoshide.

Hoshide menegaskan, bahwa penelitian ini dilakukan di Jepang, sehingga masih belum diketahui apakah hasil yang sama juga dapat diterapkan pada penduduk di negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com