Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Abaikan Gejala Awal Kematian Mendadak karena Jantung

Kompas.com - 22/12/2015, 11:43 WIB
KOMPAS.com - Kematian mendadak akibat jantung ternyata tidak selalu terjadi mendadak. Sebenarnya ada gejala-gejala awal namun biasanya diabaikan.

Gejala awal kematian mendadak akibat jantung (sudden cardiac arrest) bisa muncul satu jam, satu hari, bahkan beberapa minggu, sebelumnya.

Kematian mendadak akibat jantung atau jantung berhenti berfungsi, bukanlah serangan jantung, malah jauh lebih buruk. Jantung benar-benar berhenti dan aktivitas elektriknya terganggu sehingga terjadi gangguan irama jantung.

Baca juga: Menag Majukan Lagi Libur Lebaran Jadi Tanggal 21 Maret agar Mudik Lebih Longgar

Pemberian resusitasi jantung paru-paru (CPR) bisa sedikit membantu di saat-saat kritis, tetapi hanya sedikit pasien yang dapat ditolong.

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian mendadak akibat jantung. Tapi banyak juga penyebab lain yang belum diketahui.

Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah kematian mendadak akibat jantung ini bisa dicegah.

Baca juga: Motif Pelaku Bakar Gerbong Kereta Api Stasiun Tugu, Sakit Hati Diturunkan 9 kali

Studi tersebut dilakukan dengan cara melacak kasus kematian mendadak di Portland, Oregon, selama satu dekade, termasuk melakukan wawancara dengan saksi, keluarga, dan teman-teman, setelah pasien kolaps. Peneliti juga melacak rekaman medis pasien.

Sekitar separuh dari pasien berusia pertengahan yang informasinya berhasil dikumpulkan diketahui adanya gejala awal. Gejala itu kebanyakan adalah nyeri di dada atau napas pendek-pendek, sekitar sebulan sebelum terjadinya serangan.

Mengetahui gejala awal ini diharapkan bisa membantu dokter untuk mengobati orang-orang yang paling beresiko.

Baca juga: Gugat UU Hak Cipta, Ariel dkk Minta Boleh Nyanyikan Lagu Tanpa Izin Pencipta Asal Bayar Royalti

"Meski langsung menelepon 911, hal itu sudah terlambat bagi 90 persen pasien. Sebenarnya ada jendela kesempatan yang tidak begitu diketahui," kata Dr.Sumeet Chugh dari Cedars-Sinai Heart Institute.

Yang terpenting, fakta bahwa pasien yang menganggap gejala yang mereka alami cukup parah sehingga menelepon 911 sebelum kolaps ternyata bisa diselamatkan.

Hasil penelitian ini bisa menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala yang kemungkinan adalah gangguan jantung.

Baca juga: Ironis Jalan Layang Tol MBZ Dikorupsi hingga Tak Bisa Dilewati Tronton, Pelakunya Cuma Dihukum 4 Tahun

"Nyeri dada dan napas pendek-pendek adalah kondisi yang mengharuskan Anda segera pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri," kata Callaway.

Mereka yang rentan mengalami kematian mendadak akibat jantung adalah orang yang pernah mengalami serangan jantung, menderita penyakit jantung koroner, dan gangguan jantung bawaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau