Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Bahan Aditif pada Jajanan Anak yang Wajib Diwaspadai

Kompas.com - 27/01/2016, 13:07 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Seperti halnya makanan utama, idealnya jajanan - terutama jajanan anak-anak, haruslah memenuhi standar kesehatan. Tapi, kenyataannya tak selalu demikian

Selama bertahun-tahun, keamanan bahan aditif dalam makanan, mulai dari pewarna hingga lemak trans, menjadi perdebatan dan pertanyaan di kalangan orangtua.

Untuk membantu Anda mencaritahu mana jajanan anak yang sehat dan mana yang tidak, inilah tujuh bahan aditif yang bisa membahayakan kesehatan, terutama jika dikonsumsi berlebihan,  menurut riset dari situs kesehatan webMD.

Tugas Anda sebagai orangtua adalah memeriksa label jajanan anak, menghindarkan atau membatasi anak dari konsumsi bahan yang berbahaya dan menggantinya dengan camilan yang sehat.

 

1. Pewarna buatan

Pewarna buatan adalah senyawa kimia yang dibuat dan digunakan untuk makanan dan minuman. Banyak makanan dan minuman kemasan yang mengandung bahan ini.

Kumpulan hasil beberapa penelitian yang dilakukan European Food Standards Agency  tahun 2007 di Inggris menyatakan, bahwa pewarna buatan dapat memicu hiperaktivitas pada anak.

Pewarna kuning no.5 menurut FDA atau Badan Administrasi Obat dan Makanan Amerika Serikat, dapat memperburuk gejala asma. Sedangkan pewarna merah no.2  diduga dapat menyebabkan kanker.

 

2. Sirup jagung tinggi fruktosa

Sirup jagung tinggi fruktosa adalah pemanis tambahan yang terbuat dari jagung. Rasanya lebih manis dan harganya lebuh murah dari sukrosa.

Pemanis ini sangat umum ada di berbagai makanan dan minuman kemasan. Kebanyakan minuman ringan dan soda nondiet mengandung pemanis fruktosa.

Beberapa ahli mengatakan, bahwa sirup jagung fruktosa ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe-2 dan obesitas.

Umumnya, pemakaian sirup jagung fruktosa dalam makanan dan minuman adalah 55-58% fruktosa dan 42-45% glukosa. Sedangkan sukrosa adalah pemanis buatan yang terbuat dari fruktosa dan glukosa.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com