Sayangnya tidak semua pangan jajanan memenuhi syarat keamanan pangan, sehingga ada pula yang dapat memicu penyakit. Tidak hanya penyakit yang langsung dirasakan seperti diare atau keracunan makanan. Pangan jajanan tidak aman juga dapat memicu penyakit lain, yang baru muncul di kemudian hari yaitu kanker.
Kepala BPOM Roy Sparingga mengatakan, pangan jajanan yang tidak aman artinya bisa jadi mengandung bahan tambahan pangan berlebih seperti pengawet, pewarna, penyedap, ataupun bahan kimia berbahaya lainnya.
"Padahal bahan-bahan tersebut bersifat karsinogenik yang bila dikonsumsi dalam jangka waktu panjang akan membentuk akumulasi di dalam tubuh dan menimbulkan penyakit," jelasnya saat ditemui dalam Gebyar Aksi Nasional PJAS yang bertajuk "Sehat Duniaku Menuju Generasi Emas yang Sehat dan Berkualitas Tahun 2014", di Jakarta, Sabtu (8/2/214).
Diketahui karsinogenik merupakan sifat mengendap dan merusak dari suatu zat. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah DNA dalam sel-sel tubuh. Hal ini mengganggu proses-proses biologis yang terjadi di dalam tubuh.
Oleh karena itu, Roy menegaskan untuk selalu mewaspadai pangan jajanan yang dipilih. Pastikan untuk selalu jajan di tempat yang bersih, jauh dari paparan asap kendaraan. Serta tidak memilih makanan yang berwarna terlalu mencolok dan terlalu kenyal atau keras.
Dalam kesempatan berbeda, pakar onkologi radiasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, untuk mencegah kanker salah satu caranya adalah dengan menghindari makanan-makanan yang mengandung pengawet, pewarna, dan penyedap rasa.
"Sebaliknya, perbanyaklah makan sayur dan buah dan ikan laut tengah," ujar Kepala Departemen Radioterapi RSCM ini.
Sayur dan buah, jelas dia, mengandung serat yang menyehatkan sistem pencernaan. Sayur dan buah juga kaya akan antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas penyebab kerusakan pada sel sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.