KOMPAS.com - Kandungan protein dalam telur sangat penting bagi kesehatan kita. Namun kandungan 186 mg kolesterol di dalamnya membuat para ahli merekomendasikan pembatasan konsumsi telur. Maksimal asupan kolesterol yang disarankan adalah 300 mg sehari.
Namun pada tahun 2000 American Heart Association merevisi rekomendasi ini. Asosiasi para ahli jantung dari Amerika Serikat itu mengatakan aman untuk mengonsumsi satu telur sehari. Studi baru pun menambah bobot terhadap rekomendasi tersebut.
Ilmuwan menemukan asupan tinggi kolesterol dari telur tidak berdampak pada kesehatan jantung.
Menurut mereka, mengonsumsi setara dengan satu butir telur setiap hari tidak meningkatkan risiko serangan jantung. Oleh karena itu, makanan tinggi kolesterol seharusnya tidak dihubung-hubungkan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penemuan ini bahkan juga berlaku untuk mereka yang secara genetika lebih mudah kena penyakit jantung gara-gara kolesterol dari makanan yang memengaruhi metabolisme mereka.
Bagi sebagian besar orang, kolesterol dari makanan hanya berdampak kecil pada serum kolesterol, zat yang disebut kolesterol di dalam pembuluh darah. Tambahan lagi, hanya sedikit studi yang membuktikan asupan kolesterol dari makanan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Itulah sebabnya di seluruh dunia banyak ahli gizi tidak lagi membatasi jumlah kolesterol makanan yang boleh diasup.
Namun ada manusia tertentu pembawa apolipoprotein E-type3 allele-APOE4 yang memengaruhi metabolisme protein. Bagi pembawa APOE4, kolesterol dari makanan berdampak besar terhadap serum kolesterol dalam darah. Demikian kata peneliti dari University of Eastern Finland.
Fenotip APOE4 terdapat di Finlandia dan dimiliki oleh orang-orang keturunan Finlandia. Hampir sepertiga dari populasi Finlandia membawa fenotip tersebut.
Hingga saat ini data kaitan antara diet tinggi kolesterol dan risiko penyakit jantung pada pembawa fenotip itu masih belum ada. Para ilmuwan mulai mencari efek kolesterol dari makanan terhadap pembawa APOE4. Mereka meneliti kebiasaan makan 1.032 pria usia 42 sampai 60.
Tak ada seorang pria dalam studi itu yang memiliki diagnosis penyakit kardiovaskular yang terjadi pada penelitian yang berlangsung 1984-1989. Namun 21 tahun kemudian ditemukan 230 pria mengalami serangan jantung dan 32,5 persen dari peserta studi itu adalah pembawa APOE4.
Dalam kelompok kontrol penelitian tersebut, peserta rata-rata mengasup 520 mg kolesterol setiap hari. Mereka juga mengonsumsi rata-rata satu butir telur sehari. Oleh karena itu studi menemukan diet tinggi kolesterol tidak ada hubungannya dengan risiko kejadian penyakit jantung koroner. Penemuan ini diaplikasikan untuk seluruh populasi, termasuk pembawa APOE4.
Konsumsi telur, makanan kaya kolesterol juga tak ada hubungannya dengan penyakit jantung. Studi menemukan juga telur tidak menebalkan dinding arteri pembuluh darah.
Para peneliti menegaskan karena studi difokuskan pada mereka yang makan telur, bukan makanan kaya kolesterol lainnya, penemuan ini tidak dapat digeneralisasikan dengan makanan lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.