Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2016, 20:00 WIB
KOMPAS.com - Riset-riset untuk mengetahui virus zika terus dilakukan. Yang terbaru mengungkapkan, tipe virus zika yang membunuh jaringan ditemukan pada otak yang masih berkembang.

Virus tersebut mampu menghancurkan atau mengganggu pertumbuhan sel saraf progenitor yang membangun otak dan sistem saraf.

Penemuan itu dipublikasikan dalam jurnal Cell Stem. Ini sekaligus membuktikan klaim bahwa zika yang menyebabkan cacat otak pada bayi.

Saat ini sudah lebih dari 4.800 kasus bayi lahir dengan lingkar otak kecil (mikrosefali) di Brasil. Wabah virus zika diketahui menjadi biang keladinya, walau penelitian ilmiah belum ada yang membuktikannya.

Tim ilmuwan dari Johns Hopkins Florida State dan Universitas Emory mengambil contoh jaringan yang terinfeksi virus zika dalam dua jam lalu menganalisanya tiga hari kemudian.

Virus itu ternyata bisa menginfeksi hampir 90 persen sel saraf progenitor dalam sampel jaringan. Akibatnya, hampir sepertiga sel mati dan perkembangan sisanya terganggu. Efek serupa pada otak yang sedang berkembang sangatlah merusak.

Virus zika jugaq bisa menginfeksi 10 persen dari jaringan yang diuji, termasuk sel otak, sel ginjal, dan sel punca embrio.

"Sel saraf progenitor sangat rentan pada virus zika. Sel ini memberi pengembangan di bagian cortex atau bagian utama otak yang menunjukkan pengurangan volume pada bayi mikrosefali," kata Prof.Guo-li Ming, salah satu peneliti.

Walau demikian, para ahli belum sampai pada kesimpulan akhir bahwa virus zika yang menyebabkan mikrosefali.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com