Setelah kekurangan beberapa jam waktu tidur selama lima hari berturut-turut, tingkat metabolik istirahat atau jumlah kalori yang dibakar saat istirahat, melambat sampai sekitar 3 persen. Jumlah itu setara dengan pembakaran 42 kalori, atau sekitar cokelat bar Snicker ukuran kecil.
Mengapa terjadi pelambatan itu memang belum jelas, tetapi para ahli menyebut hal itu terkait dengan homeostatis atau bisa disebut juga dengan kemampuan tubuh menjaga semuanya dalam kondisi seimbang.
Jika kita belum tidur sampai larut malam, tubuh mengompensasi dengan membakar kalori lebih sedikit keesokan harinya.
Akibatnya, kalori yang kita asup menjadi lebih banyak dari yang diperlukan. Hal itu merupakan kombinasi dari metabolisme yang lambat dan peningkatan rasa ingin makan sesuatu yang tidak sehat.
Kurang tidur juga membuat peningkatkan hormon yang mengatur rasa lapar. Kondisi ini dalam jangka panjang sudah tentu akan meningkatkan berat badan.
Kondisi yang merugikan bagi upaya penurunan berat badan itu bisa kita hentikan. Jika kita sudah kembali pada waktu tidur yang normal, metabolisme pun akan normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.