Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/03/2016, 15:07 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - “Sebagian besar kematian terjadi di ibukota yang ramai dan telah menjadi wabah besar,” kata Dr Margaret Harris, ahli pandemi WHO.

Demam kuning atau secara global dikenal dengan nama yellow fever ditularkan oleh nyamuk, terutama aedes aegypti yang juga menularkan virus Zika. Virus demam kuning ditularkan ketika nyamuk menggigit monyet yang terinfeksi dan kemudian menggigit manusia.

Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan, dan hampir sama dengan gejala malaria atau penyakit lain yang dibawa oleh nyamuk.

Selama wabah, WHO mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi sebelum berkunjung ke wilayah wabah. Di Angola sendiri, masyarakat serentak mendapatkan vaksinasi di pos-pos yang disediakan pemerintah selama periode kampanye melawan demam kuning di lingkungan Kilamba di Luanda, Angola.

Sebagian penderita yang terinfeksi, bisa mengalami fase kedua dalam waktu 24 jam dan kemudian menjadi lebih sakit.

Diikuti dengan gejala yang lebih “berat”, seperti penyakit kuning, pendarahan, dan pendarahan dari mata, hidung dan mulut. Setidaknya, setengah dari pasien yang telat mendapatkan penanganan dan masuk dalam tahap kedua penyakit ini, meninggal dalam waktu 10 sampai 14 hari.

Belum ada pengobatan untuk demam kuning, tetapi pasien bisa mendapatkan perawatan suportif untuk meredakan gejala.

Pencegahan sangat perlu dilakukan dengan cara yang sama seperti pencegahan demam berdarah maupun Zika, yaitu dengan menghindari gigitan hingga pemberantasan sarang nyamuk.

Bila mengalami gejala selama 2 hari atau lebih, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapati penanganan sedini mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com