KOMPAS.com - Menurut American Cancer Society, melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling berbahaya dan penyebab utama kematian akibat penyakit kulit.
Diperkirakan akan ada lebih dari 76.000 orang yang didiagnosis dengan melanoma pada tahun 2016, dan 10.000 di antaranya berisiko tinggi meninggal dunia. Penyakit ini lebih 20 kali mungkin dialami oleh orang berkulit putih ketimbang orang berkulit hitam, dan kemungkinan terjadinya melanoma meningkat seiring dengan usia.
"Tabir surya terbukti bisa mencegah kulit terbakar saat terpapar sinar UV, yang merupakan faktor pemicu terjadinya melanoma. Karena belum memungkinkan untuk menguji apakah tabir surya mencegah melanoma pada manusia secara langsung, namun kami telah mengembangkan penelitian pada tikus yang menguji kemampuan tabir surya, yaitu selain mencegah luka bakar, juga efektif untuk mencegah melanoma,"kata peneliti utama Christin Burd, asisten profesor genetika molekuler di The Ohio State University, mengatakan dalam sebuah rilis berita.
Dalam studi baru ini, yang dipresentasikan pada American Association for Cancer Research (AACR) Annual Meeting 2016, peneliti melihat melanoma muncul lebih cepat ketika tikus terkena dosis tunggal cahaya UVB.
Selanjutnya, peneliti menguji kemampuan banyak tabir surya dengan kandungan SPF 30 untuk mencegah melanoma. Mereka menemukan bahwa penggunaan tabir surya dengan SPF 30 bisa mengurangi kemungkinan tumbuhnya melanoma dan mengurangi insiden tumor.
"Ada beberapa perbedaan kecil dalam pencegahan melanoma antara beberapa merek tabir surya SPF30," kata Burd.
"Namun, perbedaan efektivitas tersebut terjadi karena beberapa tabir surya yang dipasarkan sebagai SPF 30, ternyata memiliki kandungan SPF sedikit lebih tinggi atau kurang dari itu."
Kini, para peneliti sedang mengidentifikasi bahan dalam tabir surya yang dapat menawarkan perlindungan terbaik terhadap melanoma, sehingga bisa mengurangi jumlah kanker kulit di tengah perubahan cuaca yang signifikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.