Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2016, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Banyak orangtua yang membawa anaknya berkonsultasi ke dokter karena keluhan sembelit. Sekitar 30 persen anak memang memiliki saluran cerna yang sensitif sehingga mereka rentan mengalami gangguan pencernaan.

Selain sembelit, saluran cerna yang sensitif juga menyebabkan bayi mengalami diare dan menghasilkan gas berlebihan yang membuat perut anak kembung.

Menurut Dr.Badriul Hegar, Sp.A(K), saluran cerna bayi secara fisiologis memang belum matang. Pada bayi baru lahir sampai usia satu bulan, kadar enzim laktase di ususnya juga belum maksimal sehingga mereka mudah mengalami gangguan saluran cerna akibat laktosa pada susu.

"Bayi yang mendapat susu formula biasanya akan mengalami feses keras atau pun kelembekan. Sedangkan pada bayi yang diberi ASI, bisa terjadi jika ibunya mengonsumsi produk susu. Tetapi kondisi ini biasanya hanya sementara, setelah usia satu bulan karena enzim laktasenya sudah maksimal, keluhannya hilang," kata dr.Hegar, dalam acara Nutritalk di Jakarta (28/4/16).

Konstipasi atau sembelit pada bayi ditandai dengan bayi kerap menangis atau rewel, frekuensi buang air besar lebih jarang dari sebelumnya.

Selain itu, wajah bayi kemerahan dan berusaha mengejan, namun tidak ada feses yang keluar, kalau pun ada volumenya sangat sedikit. Bila diraba di bagian rektum maka akan terasa tinja yang keras.

Sembelit pada anak harus segera diatasi agar tidak menjadi akut atau malah kronis yang menyebabkan waktu pengobatannya akan semakin lama. Bayi juga merasa tidak nyaman sehingga rewel dan susah tidur.

"Menahan BAB bisa membuat usus membesar dan terjadi obstruksi. Proses penyembuhannya juga akan lama," kata Hegar.

Terapi penyembuhan sembelit dilakukan untuk mengeluarkan tinja yang sudah menumpuk dalam usus selama beberapa hari.

Untuk mencegah sembelit, perhatikan asupan serat anak. Jika bayi masih mendapatkan ASI, maka pola makan ibu harus diperhatikan. Untuk bayi yang sudah mendapatkan makanan pendamping ASI beri juga buah-buahan yang bisa merangsang pergerakan tinja.

Sembelit juga dapat dicegah dengan memberikan cukup cairan, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. 

Melakukan pemijatan pada perut bayi secara lembut juga bisa membantu. Pemijatan dilakukan sesuai pergerakan usus, yakni dari arah kanan bawah ke kanan atas, dilanjutkan ke kiri atas lalu kiri bawah secara rutin.

"Pada anak berusia di atas dua tahun, ajarkan toilet training dengan meminta ia duduk di toilet tak lebih dari 10 menit di toilet beberapa saat setelah makan. Tujuannya untuk melatih ususnya bergerak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau