Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2016, 15:15 WIB

KOMPAS.com - Nyeri lutut bisa dialami siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang yang kesehatannya prima seperti olahragawan.

Kebanyakan keluhan nyeri lutut bersifat ringan dan hanya disebabkan karena otot-otot di sekitar lutut dan paha kurang dilatih, tetapi pada sebagian orang nyeri lutut bisa bersifat kronik dan menghambat gerak.

Berikut adalah penyebab tersering nyeri lutut:

1. Cidera
Nyeri lutut akibat cidera umumnya terjadi karena adanya masalah pada komponen penyangga lutut, seperti ligamen, tendon, tulang rawan, dan kantong cairan sendi.

"Cidera atau robekan pada ligamen akan menyebabkan stabilisasi sendi terganggu sehingga lutut terasa  nyeri. Cidera juga bisa terjadi karena terlalu banyak digunakan atau tegang pada otot lutut," kata dr.Ade Sri Wahyuni, Sp.RM dari Klinik Nyeri dan tulang Belakang Jakarta.

2. Masalah mekanis
Salah satu gangguan mekanis yang memicu terjadinya  nyeri lutut adalah iliotibal band syndrome (ITBS). Sindrom ini paling banyak terjadi pada pelari atau pemain bola.

Awalnya, gejala ini mereda setelah selesai berlari tapi akan muncul kembali dalam latihan berikutnya. Nyeri ini bisa meningkat ke titik saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan atau naik turun tangga.

3. Rusaknya menisci
Menisci adalah lapisan tipis tulang rawan yang berbentuk mirip bulan sabit atau cakram. Jaringan ikat ini menyerap sebagian besar tekanan pada anggota gerak bawah, namun dapat robek jika terjadi tekanan yang terlalu kuat pada lutut.

4. Peradangan
Peradangan bisa terjadi pada tulang rawan (osteoartritis), tendon, reumatoid artritis, atau gout (asam urat). Gejalanya antara lain lutut kemerahan, bengkak, dan terasa hangat. Rasa nyeri juga akan bertambah jika lutut digerakkan, dan terjadi kekakuan.

Menurut dr.Ade, penanganan nyeri lutut disesuaikan dengan penyebabnya dan juga berat ringannya nyeri. "Untuk nyeri akibat cidera, penanganan pertama adalah dengan RICE atau mengistirahatkan sendi, kompres es, bagian yang sakit dibebat, dan menaikkan kaki," katanya.

Beberapa alat bantu seperti elastic bandage, straps, atau menggunakan tongkat, juga dapat membantu penyembuhan nyeri lutut derajat ringan.

Sementara itu, untuk kasus yang berat, dokter mungkin menganjurkan dilakukan penyuntikan steroid ke sendi lutut. "Dibanding obat oral atau obat antinyeri, suntikan steroid bersifat lokal ke titik nyerinya," katanya.

Selain dengan pengobatan, setelah nyeri berkurang pasien diharuskan melakukan latihan fisik untuk memperkuat otot-otot paha dan sekitar lutut.

"Fungsi dari rehabilitasi medik adalah mengembalikan fungsi otot senormal mungkin dan memperkuat jaringan penyangga," katanya.

Kita bisa menjaga kesehatan lutut sedini mungkin, misalnya dengan cara menjaga agar tidak kelebihan berat badan yang dapat membuat beban lutut semakin berat, selalu melakukan pemanasan untuk mencegah cidera olahraga, serta aktif bergerak agar otot-otot tubuh kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau