Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/05/2016, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Penelitian seputar virus zika masih terus dilakukan. Yang terbaru, virus ini diketahui bertahan lebih lama di urine dibandingkan dengan dalam darah.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), untuk menguji infeksi virus zika lebih direkomendasikan tes Zika Virus RT-PCR dengan cara meneliti contoh urine kurang dari 14 hari setelah seseorang terduga tertular virus.

Tes urine harus dilakukan bersama dengan tes darah jika spesimen dikumpulkan kurang dari 7 hari setelah timbulnya gejala-gejala.

Hasil yang positif dari tes itu sudah dianggap sebagai bukti yang cukup adanya penularan. CDC juga merekomendasikan tes zika lewat darah dan prosedur lainnya masih belum berubah.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan wabah zika sebagai darurat kesehatan internasional pada awal Februari 2015. Wabah tersebut melanda sebagian besar Amerika Latin dan Karibia, namun negara yang paling terdampak adalah Brasil.

Para ahli di Amerika juga menyimpulkan virus zika pada ibu hamil bisa menyebabkan mikrosefali, cacat lahir pada bayi yang dapat memicu gangguan perkembangan berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com