Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2016, 13:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan hingga kini masih mencari bukti apakah mikrosefali pada bayi-bayi yang baru lahir di wilayah Amerika Selatan memang disebabkan oleh infeksi virus Zika.

Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases, menemukan virus Zika terdapat dalam cairan ketuban ibu hamil. Air ketuban adalah cairan yang melindungi janin berkembang di dalam rahim.

"Studi sebelumnya telah mengidentifikasi virus Zika dalam air liur, ASI dan urine ibu dan bayi baru lahir mereka. Penelitian kali ini melaporkan virus Zika teridentifikasi dalam cairan ketuban seorang wanita selama masa kehamilannya," ujar pemimpin studi Dr. Ana Maria de Filippis dari Oswaldo Cruz Institute di Rio de Janeiro seperti dikutip dari Livescience.

Peneliti melakukan tes terhadap sampel cairan ketuban dari dua wanita di Paraiba, Brasil yang memiliki gejala infeksi Zika pada trimester pertama kehamilan. Pada masa kehamilan 22 minggu, USG menunjukkan bayi mengalami mikrosefali.

Meskipun darah dan urine negatif virus Zika, cairan ketuban kedua wanita tersebut dinyatakan positif virus Zika. Bahkan, penelitian menunjukkan, virus Zika dapat melintasi penghalang plasenta sehingga berpotensi menginfeksi janin.

Meski demikian, peneliti tidak menemukan adanya hubungan virus Zika yang bisa menyebabkan mikrosefali. Mikrosefali adalah gangguan perkembangan otak yang menyebabkan bayi lahir dengan ukuran kepala sangat kecil.

Virus Zika pertama kali ditemukan tahun 1947 di Uganda. Selama bertahun-tahun, infeksi virus Zika merupakan penyakit yang sangat ringan, bahkan bisa sembuh dengan sendirinya. Virus Zika bisa menular ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes.

Namun, kini virus Zika menjadi sangat ditakuti setelah wabah Zika menyebar di Brasil dengan diikuti meningkatnya bayi lahir dengan mikrosefali. Kasus mikrosefali di Brasil meningkat 20 kali lipat pada tahun 2015 dibanding tahun 2014. Virus Zika pun disebut-sebut sebagai virus yang menyebabkan mikrosefali.

Mikrosefali sendiri sebenarnya bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kelainan genetik hingga ibu hamil yang konsumsi narkoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com