Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2016, 09:09 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan kembali menggalakkan gerakan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik). Jika di setiap rumah ada satu anggota keluarga yang menjadi jumantik, diharapkan dapat mencegah kasus demam berdarah.

"Upaya pencegahan DBD masih sangat diperlukan oleh bangsa ini. Jumantik di rumah lah yang bisa memasuki ruang-ruang privat di rumah," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan HM Subuh dalam acara ASEAN Dengue Day 2016 di Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Jumantik merupakan anggota masyarakat yang dilatih oleh Puskesmas setempat untuk memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan penyakit DBD di suatu lingkungan dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus.

Cara 3M Plus adalah menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan barang bekas, plus mencegah dari gigitan nyamuk. Meski cara mencegah DBD ini sudah lama diperkenalkan, belum semua lingkungan masyarakat yang melakukannya. Salah satu daerah yang menjalankan gerakan 1 rumah 1 jumantik adalah Tangerang Selatan.

Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengungkapkan, Tangerang Selatan menjadi daerah percontohan untuk pencegahan DBD yang akan terus dipantau.

Ada tiga lokasi yang saat ini menjadi percontohan, yaitu beberapa wilayah di Pamulang Timur, perumahan Vila Inti Persada, dan Kelurahan Benda Baru. Sosialisasi dan penerapan satu rumah satu jumantik ini mulai dari wilayah RT, kemudian RW, kelurahan, kecamatan, hingga berlanjut untuk menjangkau daerah yang lebih luas lagi.

Subuh mengatakan, jika setiap keluarga berjumlah 4 orang dengan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 250 juta penduduk, maka diharapkan ada 65 juta Jumantik di Indonesia.

Menurut Subuh, kegiatan jumantik ini harus dilakukan terus menerus sehingga menjadi kebiasaan masyarakat.

"Jangan lengah sehari pun, kegiatan PSN dengan 3M Plus harus dilakukan setidaknya setiap minggu," kata Subuh.

Menurut Subuh, sosialisasi penegahan DBD harus dilakukan terus menerus karena Indonesia merupakan negara endemis DBD. Menyelesaikan kasus DBD pun butuh peran aktif masyarakat.

Dalam rangka peringatan ASEAN Dengue Day ke-6 ini, Kementerian Kesehatan juga meluncurkan situs online berisi edukasi DBD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com