Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2016, 18:15 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Olahraga memiliki efek positif selama kehamilan, seperti mengelola berat badan, meningkatkan kesehatan mental, dan menurunkan risiko diabetes gestasional selama hamil. Tapi, berapa lama olahraga yang dianjurkan agar tak berlebihan?

The Department of Health and Human Services merekomendasikan ibu hamil untuk melakukan olahraga aerobik setidaknya 150 menit seminggu untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Walau begitu, ibu hamil tetap harus selalu berkonsultasi ke spesialis kandungan sebelum memilih latihan rutin.

"Modifikasi gerakan olahraga harus dibuat, terutama karena peningkatan progesteron yang memengaruhi pelunakan sendi dan ligamen, yang dapat meningkatkan risiko cedera jika ibu hamil tidak hati-hati dalam bergerak," papar Dr. Jessica Shepard, seorang OBGYN dan direktur ginekologi di University of Illinois di Chicago.

Menurut pedoman ACOG (American College of Obstetrics and Gynecology), ibu hamil bisa bergabung dalam kegiatan intensitas sedang, di mana ada cukup gerakan untuk menghasilkan keringat dan meningkatkan denyut jantung. Contoh kegiatan yang aman untuk wanita hamil termasuk berjalan, berenang, bersepeda statis, dan yoga atau pilates khusus bagi ibu hamil.

"Pada pasien dengan kehamilan sehat dan bebas dari kontraindikasi untuk olahraga, mereka dapat melalukan olahraga yang memacu detak jantung," kata Dr. Connie Faro, OBGYN dan Kepala Staf di Rumah Sakit Wanita di Texas.

Faro menyarankan pasiennya, untuk menurunkan intensitas olahraga jika mengalami gejala seperti sesak napas, pusing atau kelelahan.

Dia juga mengatakan ibu hamil harus “mendengarkan” tubuh mereka, karena jika ibu hamil memaksakan olahraga dan akhirnya kekurangan supan oksigen, janin bisa terganggu.

Lisa Druxman, Seorang ahli kebugaran dan pendiri FIT4MOM, merekomendasikan menggunakan tes bicara untuk menandakan olahraga masih dalam batas aman.

"Menggunakan tes bicara adalah cara lain untuk mengukur tenaga. Selama ibu hamil masih dapat melakukan percakapan saat berolahraga, masih dapat bernyanyi, maka olahraga masih aman. Bila sudah tidak bisa bernyanyi karena nafas terengah-engah, tandanya asupan oksigen mulai berkurang dan ibu harus menghentikan olahraga,” kata Druxman.

"Latihan harus mendorong energi, bukan menghabiskan energi. Bayi bisa merasakan apa yang ibu rasakan.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau