Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membedakan Nyeri Pinggang Biasa dengan Saraf Kejepit

Kompas.com - 27/08/2016, 11:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit saraf kejepit mungkin sering kita dengar. Sayangnya, masyarakat awam sering keliru membedakan antara saraf kejepit dengan nyeri pinggang biasa.

Menurut dr.Harmantya Mahadipta, spesialis orthopedi, penyakit saraf kejepit atau HNP (hernia nukleus pulposus) memiliki ciri khas berupa rasa nyeri yang menjalar ke bagian tubuh lain.

"Jadi nyerinya bukan cuma di pinggang, tapi menjalar sampai kaki. Terkadang ada rasa kesemutan atau kesetrum atau pegal yang juga menjalar," katanya dalam acara temu media yang diadakan oleh Ramsay Health Care Indonesia di Jakarta (25/8/16).

Saraf kejepit terjadi akibat tekanan yang meningkat di bagian saraf, terutama di bagian pinggang atau leher. Tekanan itu menyebabkan penonjolan inti dari diskus yang menjadi bantalan tulang sehingga menekan saraf.

Berbeda dengan nyeri pinggang biasa, nyeri akibat saraf kejepit juga menyebabkan kesemutan, baal, lemah, dan lama kelamaan kelumpuhan.

"Ada yang lama-lama jempol kakinya tidak bisa diangkat, atau kakinya baal," katanya.

Rasa nyeri akibat HNP juga tidak akan membaik setelah dilakukan peregangan atau pijatan.

Untuk memastikan nyeri HNP, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan juga anamnenis. "Dari pemeriksaan ini sekitar 80 persen sudah ketahuan apakah HNP atau bukan. Tapi terkadang diperlukan pemeriksaan penunjang seperti MRI untuk memastikannya," ujar Harmantya.

Risiko seseorang menderita HNP lebih tinggi jika ia terlalu banyak duduk, kegemukan, dan kurang berolahraga.

"Penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan olahraga untuk menguatkan otot-otot pinggang dan perut, jangan kegemukan, dan lakukan peregangan setiap satu jam duduk agar tekanan pada pinggang berkurang," paparnya.

Pengobatan HNP tidak selalu dengan operasi. Terapi konvensional seperti konsumsi obat antinyeri dan antiradang, serta fisioterapi menjadi terapi utama pengobatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau