Menurut studi tahun 2002 di poli saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, nyeri pinggang merupakan penyakit tersering kedua setelah sakit kepala yang dikeluhkan pasien.
Nyeri pinggang, menurut dr.Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf, bisa disebut akut dan kronis. Keluhan nyeri pinggang akut jika rasa nyerinya tajam dan bersifat sementara atau dapat hilang sendiri.
Sedangkan nyeri pinggang kronik biasanya berlangsung lebih dari 3 bulan dan penyakitnya hilang timbul.
"Nyeri pinggang kronik bisa mengindikasikan kerusakan struktur, baik itu pada tulang, otot, atau saraf," kata Mahdian dalam acara media edukasi yang diadakan oleh Klinik Nyeri & Tulang Belakang Jakarta di kawasan Mampang Jakarta Selatan (24/11/15).
Nyeri pinggang adalah nyeri yang tampak sederhana tapi sulit diobati. Ada lebih dari 60 penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini. Karena itu diperlukan pemeriksaan yang teliti sehingga penanganannya juga optimal.
Mahdian menjelaskan, nyeri pinggang yang dialami oleh orang berusia produktif biasanya disebabkan karena cedera akibat gerakan atau postur yang salah.
"Misalnya saja membungkuk dengan beban berlebih, mengangkat melebihi kemampuan tulang belakang, atau memutar," ujarnya.
Postur tubuh yang salah saat berdiri, mengetik di komputer, atau pun jarang berolahraga, juga bisa membuat kita rentan mengalami sakit pinggang.
Ada beberapa penyebab nyeri pinggang yang tidak teridentifikasi. Misalnya saja karena gangguan sendi (40 persen), discus atau bantalan tulang (26 persen), sendi panggul (2 persen), dan saraf terjepit (13 persen).
"Setiap penyebab memiliki gejala yang khas. Dokter biasanya bisa menduga hanya dengan mengenali pola nyerinya dan juga pemeriksaan fisik. Jika masih tidak jelas baru dilakukan pemeriksaan radiologi sebagai penunjang," katanya.
Pengobatan nyeri pinggang disesuaikan dengan penyebabnya. Jika keluhan nyeri menetap meski telah diberikan obat, biasanya dokter akan menyarankan pembedahan.
Meski begitu saat ini ada pilihan pengobatan lain, yakni interventional pain management yang bisa membantu meredakan nyeri pinggang. Misalnya saja suntikan ke dalam sendi, radiofrekuensi, kateter, dan masih banyak lagi.
"Setelah tindakan intervensi pasien juga harus olahraga rutin untuk menguatkan otot-otot dan juga memperhatikan postur tubuh agar nyeri pinggang tak kembali lagi," katanya.