Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2016, 12:31 WIB

KOMPAS.com - Persalinan prematur atau persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu sangat erat kaitannya dengan kematian janin dan gangguan tumbuh kembang.

Meski demikian, hampir dua pertiga kasus persalinan prematur belum diketahui penyebabnya. Untuk itu ditekankan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara berkala.

"Persalinan prematur adalah penyebab utama kematian pada bayi berusia 5 tahun di seluruh dunia, tetapi saat ini belum bisa diketahui tindakan pencegahan dari dua pertiga penyebabnya," kata Dr.Joe Leigh Simpson, ketua peneliti.

Dalam penelitiannya, Simpson dan tim menganalisa data kesehatan 4,1 juta kehamilan yang terdiri dari 1,3 juta dari California AS, 2,8 juta dari Selandia Baru, Republik Chechnya, Slovenia, dan Swedia. Negara-negara itu berada di peringkat atas dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

PBB sendiri membuat Indeks Pembangunan Manusia untuk mengukur kesehatan, standar hidup dan pendidikan tiap negara. Negara dengan peringkat atas IPM memiliki standar kehidupan yang tinggi.

Menurut penelitian, faktor risiko terkuat terjadinya persalinan prematur adalah mengalami persalinan spontan. Walau begitu, penyebab lain yang belum diketahui mencapai 65 persen.

Keracunan pada kehamilan akibat tekanan darah tinggi pada kehamilan (preeklampsia) merupakan penyebab lain kelahiran prematur. Selain itu, belum pernah melahirkan sebelumnya dan mengandung bayi laki-laki juga meningkatkan risiko persalinan prematur.

Diperkirakan setiap tahunnya ada 15 bayi di seluruh dunia yang lahir sebelum waktunya, dan 1 juta diantaranya tidak bisa diselamatkan. Bayi yang bertahan hidup umumnya beresiko lebih besar mengalami berbagai gangguan kesehatan.

Fasilitas kesehatan yang memadai merupakan faktor yang berpengaruh besar agar bayi bertahan hidup. Ini karena paru-paru bayi prematur belum matang sehingga ia harus segera masuk inkubator.

Bayi yang terlalu lemah juga wajib dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Sayangnya, di Indonesia belum banyak rumah sakit bersalin yang dilengkapi fasilitas NICU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com