KOMPAS.com - Aktor Ben Stiller Selasa lalu mengungkapkan dirinya terkena kanker prostat pada 2014. Tumor itu sudah dioperasi pada September 2014. Dirinya pun dinyatakan sudah bebas kanker.
Menurut pemain film Night at the Museum itu, tes darah yang disebut PSA (Prostat Specific Antigen) menyelamatkan hidupnya. Ia dites dan diobati ketika masih berusia 40-an.
Namun, American Cancer Society merekomendasikan tes itu mulai usia 50 untuk pria seperti Stiller. Pria yang berisiko tinggi, seperti pria Afrika Amerika dan pria memiliki saudara lelaki, ayah atau anak terdiagnosa kanker prostat harus mulai diperiksa mulai usia 45.
"Ini masalah kompleks dan terus berkembang," kata Stiller yang mengakui ada perbedaan saran dan kapan untuk melakukan tes.
"Di dunia yang tak sempurna ini, saya percaya cara terbaik menentukan cara pengobatan masih dengan deteksi dini," tambahnya.
Dokter Stiller menawarkan tes PSA ketika ia masih berusia 46. Tes tersebut mengukur berapa banyak zat antigen spesifik prostat yang diproduksi prostat. Jika kadarnya terlalu tinggi, itu mungkin gejala kanker prostat. Sebagian besar pria diperiksa tes ini ketika berusia 50 tetapi Stiller setuju menjalani tes itu.
"Saya tak punya riwayat kanker prostat di keluarga dan tidak termasuk dalam kelompok berisiko. Saya pun tak punya gejala," tulisnya.
"Apa yang saya alami, sekarang saya sehat karena perhatian dokter yang merasa saya di usia yang sudah harus mulai diperiksa kadar PSA," lanjutnya.
Selama satu setengah tahun berikutnya, dokter masih memonitor kadar PSA Stiller dan mengujinya setiap enam bulan. Ketika kadarnya terus naik, Stiller diminta periksa MRI. Hasilnya sangat mengejutkan. "Ternyata kanker," katanya.
Kanker prostat termasuk kanker yang lazim dialami pria di AS, menurut National Cancer Institute. Kanker ini termasuk kanker penyebab kematian kedua pada pria. Kanker ini biasanya tumbuh perlahan dan seringkali tak menampakkan gejala.
"Menemukan dan mengobati kanker prosetat sebelum gejala timbul mungkin tidak akan memperbaiki kesehatan atau menambah usia," kata National Cancer Institute.
Stiller diberi tahu penyakit itu dideteksi dini dan dapat diobati. Ia menjalani biopsi prostat yang hasilnya menyebutkan kankernya termasuk agresif menengah. Cara terbaik untuk bebas tumor adalah lewat bedah. Akhirnya diputuskan dilakukan operasi laparoskopi yang dibantu robot untuk menghilangkan kanker tersebut.
"Bila saya menunggu seperti saran American Cancer Society untuk diperiksa di usia 50, saya mungkin tak tahu ada kanker tumbuh sampai dua tahun," tulis Stiller.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.