Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Makan Buruk Efeknya Lebih Berbahaya dari Alkohol

Kompas.com - 13/10/2016, 08:05 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Terlalu banyak junk food serta makanan olahan atau sedikit mengasup makanan sehat bergizi (sayur, buah, dan bahan segar), dapat menyebabkan seseorang mengalami gizi buruk akibat kebiasaan makan yang buruk.

Gizi buruk tak hanya ditandai dengan rendahnya berat badan, obesitas pun bisa disebabkan karena buruknya gizi.

Secara global, asupan makan yang buruk telah dikaitkan dengan risiko kesehatan yang lebih besar ketimbang alkohol, tembakau, narkoba dan seks tidak aman, menurut laporan Global Panel on Agriculture and Food Systems for Nutrition (Glopan).

"Asupan makan buruk adalah masalah besar yang mempengaruhi semua negara. Kami memperkirakan bahwa satu dari tiga orang memiliki asupan makan yang buruk," kata penulis utama, Dr Lawrence Haddad, direktur eksekutif di Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN).

Sebuah asupan makan yang buruk dapat menyebabkan diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, kanker, hipertensi, anemia dan berbagai macam masalah kesehatan lainnya, Haddad menjelaskan.

Di Afrika, misalnya, semakin banyak penduduk perkotaan yang makan makanan olahan. Di Nigeria dan Ethiopia, kebiasaan yang sama membuat diabetes terus meningkat, laporan menunjukkan.

Bukan hanya Afrika, tingkat obesitas dan penyakit yang berhubungan dengan diet seperti diabetes meningkat di seluruh dunia, tetapi penyakit dinilai paling cepat berkembang di negara-negara dengan pendapatan yang rendah atau negara berkembang, menurut laporan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com