Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2016, 09:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Generasi milenial selain dikenal senang minum wine juga doyan minum kopi. Mereka mulai minum kopi di usia yang lebih muda dibandingkan generasi sebelumnya.

Permintaan kopi di Amerika Serikat yang merupakan peminum kopi terbesar di dunia saat ini mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Penyebabnya, generasi milenial (semua orang berusia 19 sampai 35) senang minum kopi. Kendati masuk hanya 24 persen dari populasi AS, generasi ini menguasai 44 persen permintaan kopi. Begitu menurut perusahaan riset berbasis di Chicago, Datassential.

Dalam delapan tahun terakhir, konsumsi kopi harian di kalangan 18-24 tahun naik dari 34 menjadi 48 persen. Angka itu naik dari 51 menjadi 60 persen di kalangan 25-39 tahun, menurut National Coffee Association. Sementara itu jumlah orang dewasa di atas 40 tahun yang minum kopi setiap hari justru menurun.

Mengapa generasi milenial begitu doyan kopi? Mungkin karena mereka minum kopi di usia yang lebih muda dari sebelumnya. Milenial yang lahir setelah 1995 mulai minum kopi di usia sekitar 14,7 tahun sementara milenial kelahiran 1982 mulai ngopi di usia 17,1.

Lantas apa hubungannya dengan kesehatan? Apakah mulai minum kopi di usia 14 itu terlalu dini?

"Efek jangka panjang konsumsi kopi pada remaja masih belum diketahui. Tetapi ada potensi dampak kesehatan akut yang mungkin akibat kebiasaan minum kopi di usia remaja," kata Marci Clow, MS, RDN, seorang ahli gizi dari Rainbow Light.

Pertama, kafein dalam kopi dapat mempengaruhi kualitas tidur yang tentu amat penting bagi perkembangan otak dan pertumbuhan remaja. Kekurangan tidur dapat berdampak pada fungsi tubuh yang tak sempurna di masa depan. Asupan kafein juga dapat meningkatkan suasana hati.

Pada sejumlah orang hal itu justru malah memperparah perasaan stres, galau dan kecemasan yang lazim dialami remaja.

"Tentu saja, efek minum kopi penting untuk dipertimbangkan di semua usia. Kafein terbukti meningkatkan tekanan darah dan detak jantung serta memiliki efek diuretik ringan yang bikin buang air kecil," kata Clow.

Berhubung kopi merupakan stimulan yang dapat menekan nafsu makan, minum terlalu banyak dapat membuat kita tak nafsu makan siang dan tak mendapatkan makanan kaya gizi.

Lantas apa dampaknya terhadap kecanduan? Tentu, jika kita mulai di usia muda, semakin lama kita tenggelam di dalamnya. "Mayoritas riset terhadap ketergantungan kafein dilakukan pada orang dewasa. Tetapi jika kita mulai minum kopi di usia remaja, Anda mungkin mengalami ketergantungan lebih dini," kata Clow.

 Tak minum kopi dapat menyebabkan sulit berpikir, mudah marah, sakit kepala yang berlangsung beberapa hari. Tetapi gejala ketagihan ini dapat menjadi lebih parah atau tidak pada sejumlah orang.

"Apa yang terjadi secara kimiawi ketika kafein berhenti diasup adalah otak dibanjiri adenosine dan kadar dopamine menurun. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi otak dan menyebabkan beberapa gejala ketagihan," ujar Clow.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau