KOMPAS.com - Tak sedikit orang yang terbiasa makan demi mencari ketenangan emosi, bukan karena lapar. Ahli mengatakan, inilah yang kerap membuat seseorang mengalami masalah berat badan.
Seseorang dapat makan lebih banyak kala mengalami kondisi emosi yang tak stabil, seperti stres pekerjaan, bertengkar dengan pasangan, bahkan saat merasa kesepian, ungkap Nikki Sharp, pelatih kebugaran dan penulis buku 5-Day Real Food Detox.
Mengonsumsi makanan lezat memang dapat memberikan ketenangan, namun hanya bersifat sesaat.
Banyak ahli gizi yang juga mengatakan, masalah berat badan atau mengidam makanan berlebih, banyak terjadi bukan karena kondisi fisik, melainkan terikat erat dengan keadaan emosional kita.
Saat emosi sedang tidak stabil, banyak yang menggunakan makanan lezat yang sarat dengan lemak atau gula sebagai sumber ketenangan.
Nikki mengatakan, Anda sebenarnya dapat menemukan cara yang lebih baik untuk menghadapi kemarahan ketimbang melibatkan makanan. Caranya, fokus pada apa yang mengganggu Anda dan cobalah untuk melepaskannya.
Ambil beberapa waktu sebelum Anda memutuskan untuk makan. Lalu, tulislah kemarahan dalam bentuk surat dan robeklah, atau lempar beberapa batu ke dalam air sambil menarik napas dalam dan melepaskannya. Inti dari cara tadi adalah untuk memberikan Anda waktu merenungkan kembali perasaan dan kemudian melepaskannya.
“Mungkin terdengar sedikit aneh, tapi tindakan sederhana tadi bisa menjadi cara yang ampuh untuk membebaskan diri dari emosi. Diharapkan, setelah itu Anda dapat terhindar dari makanan berlebih akibat emosi," kata Nikki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.