KOMPAS.com - Sekitar satu dari tiga pasangan yang bermasalah dengan kesuburan melacak asal masalahnya ada pada kualitas semen. Untuk itu, para pria diberi saran untuk menghasilkan sperma sehat. Di antaranya, makan sehat, berat badan normal, menghindari alkohol dan rokok, menjauhi obat-obatan seperti tekanan darah dan depresi.
Peneliti yang menerbitkan riset di jurnal Reproduction menemukan perubahan gaya hidup lain yang tak kalah penting. Olahraga pun membantu memperbaiki kualitas sperma.
Dalam studi tersebut, Behzad Maleki dari Justus-Liebig University Jerman beserta rekan-rekannya merekrut 280 pria paruh baya kurang gerak dan secara acak ditugasi untuk melakukan satu dari tiga olahraga atau tak olahraga. Mereka ini diikuti selama enam bulan.
Peneliti ingin melihat efek berbeda setiap jenis olahraga dan intensitas aktivitasnya terhadap kualitas dan jumlah sperma.
Satu kelompok berolahraga dengan kadar sedang yaitu jalan kaki atau jogging di treadmill. Kelompok kedua melakukan protokol sama dengan intensitas lebih tinggi. Kelompok ketiga melakukan olahraga intensitas tinggi di treadmil dengan interval pendek.
Dibandingkan dengan grup kontrol yang tak olahraga, semua pria yang melaksanakan program aktivitas fisik menunjukkan perbaikan beragam ukuran sperma.
Setelah enam bulan, mereka menunjukkan kerusakan DNA lebih sedikit, bentuk sperma lebih sehat dan kadar faktor-faktor stres metabolik lebih rendah. Mereka pun menunjukkan prekusor jumlah sperma lebih tinggi.
"Riset ini sesuai dengan yang kami pikir mengenai efek olahraga," kata Dr Peter Schlegel, wakil presiden American Society of Reproductive Medicine dan ketua bagian urologi di New York Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.
"Tetapi studi ini membuktikan lebih baik," lanjutnya. Ia mencatat studi-studi sebelumnya tidak secara acak menugaskan orang untuk olahraga dan membandingkan hasilnya dengan kualitas sperma. Riset lain hanya meneliti sperma pada pria yang melaporkan kebiasaan olahraganya.
Dalam studi baru ini pria dengan intensitas olahraga sedang, terbukti menunjukkan perbaikan paling baik dibandingkan pria dari dua kelompok olahraga intensif.
Belum jelas mengapa, bagian dari alasannya mungkin berhubungan dengan fakta olahraga ekstrim menciptakan panas tubuh yang justru tak baik bagi kesehatan sperma.
Untuk atlet maraton atau mereka yang berlatih intensif, mencari cara untuk menyalurkan energi panas menjadi perhatian utama.
Schlegel pun mengatakan, olahraga teratur dapat memperbaiki sirkulasi darah dan membuat darah dan pembuluh jadi lebih sehat sehingga bermanfaat bagi testis, organ yang sensitif dan membutuhkan aliran darah yang baik.
Olahraga pun secara umum bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan reproduksi berhubung pria yang berolahraga berhasil menurunkan berat badan, menurunkan kadar lemak tubuh dan memperbaiki kadar kebugaran mereka.
Jaringan lemak berhubungan dengan kadar senyawa stres metabolik yang lebih tinggi. Oleh karena itu menurunkan berat badan dan menjadi lebih fit mungkin menciptakan kondisi lebih nyaman bagi sperma serta memperbaiki kualitas serta volumenya.
Ada banyak alasan untuk berolahraga. Sekarang pria yang ingin segera punya anak ada baiknya segera bangun pagi dan gerak badan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.