KOMPAS.com - Namanya Chloe Christos. Dia adalah seorang wanita muda berusia 27 tahun asal Australia. Christos mendapat menstruasi pertamanya pada usia 14 tahun dan sampai usia 19 tahun, haidnya terus berlangsung, non-stop.
"Saya tahu ada yang tidak benar pada tubuh saya. Tapi, saya malu untuk berbicara tentang hal itu. Saya merasa bahwa saya sangat berbeda," katanya.
Akibat kelainan yang dideritanya, Christos kehilangan darah secara konstan. Kadang-kadang, dia kehilangan 500 mililiter darah dalam rentang waktu hanya empat hari. Jumlah ini 10 kali lebih banyak dibanding darah yang dikeluarkan oleh wanita normal setiap kali periode menstruasi.
Akhirnya, Christos tahu bahwa dia memiliki penyakit Von Willebrand (VWD). VWD adalah penyakit yang mengganggu proses pembekuan darah. Kebanyakan kita lebih akrab dengan gangguan pembekuan darah hemofilia. Padahal, kasus VWD lebih umum daripada hemofilia.
"Penyakit ini adalah penyakit yang cukup umum terjadi, dengan lebih dari 200.000 kasus pertahun di Amerika Serikat," kata ahli kesehatan wanita, Jennifer Wider, MD.
Sedangkan menurut peneliti kesehatan seksual, Robyn Charlery White, Ph.D., VWD lebih umum terjadi pada wanita ras Kaukasia seperti Christos.
Selain periode yang lama, para ahli mengatakan, gejala VWD dapat mencakup periode haid yang sangat berat, mimisan berulang, perdarahan dari gusi, perdarahan berat dari luka, darah dalam urin dan mudah mendapat memar.
Sekitar 75 sampai 92 persen pasien VWD, mengalami perdarahan menstruasi yang berat seperti Christos. Tapi, jarang ada kejadian pendarahan yang bertahan selama lima tahun, kata Charlery White lagi.
Dalam penuturannya kepada media ABC Australia, Christos bercerita bahwa dia banyak menghabiskan waktunya di ruang gawat darurat, terus-menerus.
Untunglah, akhirnya Christos berhasil menemukan obat yang biasa diperuntukkan untuk penderita hemofilia. Obat ini berhasil menghentikan pendarahan yang lama dideritanya.
Pada usia 27, untuk pertama kalinya, Christos memiliki periode menstruasi yang normal. Ketika bicara mengenai gangguan perdarahan, kebanyakan statistik dan data diagnosis serta pengobatan, hanya merujuk pada gangguan pendarahan pada pria.
"Hampir tidak ada rujukan mengenai gangguan pendarahan yang khusus diperuntukkan bagi wanita, yang bisa dipakai oleh dokter. Saya berharap kita bisa mengubah itu," ujar Christos.
Hanya sekitar 20 persen wanita dengan perdarahan menstruasi berat, yang menderita VWD, menurut Charlery White.
Periode menstruasi yang berat, juga bisa disebabkan oleh faktor lain, termasuk di antaranya adalah sindrom polikistik ovarium, infeksi, kanker, kista ovarium, gangguan kelenjar, polip, ketidakseimbangan hormon, fibroid, penyakit radang panggul dan masalah dengan IUD.
Jadi, jika Anda mengalami periode menstruasi yang lebih lama dan lebih berat dari kebanyakan wanita pada umumnya, sangat penting bagi Anda untuk memeriksakan diri ke dokter agar Anda mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.