KOMPAS.com — Sebuah studi internasional yang dikeluarkan London School of Economics (LSE) menunjukkan hasil bahwa krisis obesitas yang kini terjadi disebabkan gaya hidup modern yang membuat orang jadi jarang bergerak.
Analisis data selama 30 tahun oleh LSE, yang diterbitkan dalam jurnal Food Policy, yang melibatkan survei 26 negara antara tahun 1989 dan 2005 memaparkan, gaya hidup yang semakin modern membuat orang menjadi begitu mudah untuk saling berhubungan sehingga mereka hampir tidak perlu meninggalkan meja atau sofa untuk bekerja, bersosialisasi, ataupun beli barang toko.
Hasilnya, generasi yang menghabiskan begitu sedikit energi setiap hari tidak perlu lagi mengonsumsi jumlah kalori yang sama dengan orangtua mereka.
Generasi dahulu dianggap lebih aktif sebab berbagai hal masih dilakukan secara konvensional, bukan secara digital. Dengan demikian, jumlah kalori yang direkomendasikan, yaitu berkisar 2.500 untuk pria dan 2.000 wanita, dinilai tak lagi relevan.
Selain itu, pengembangan transaksi perdagangan antar-negara juga telah menurunkan harga pangan, menyediakan akses makanan tak terbatas bagi kebanyakan orang, yang telah memicu semakin lebarnya lingkar pinggang orang-orang di seluruh dunia dan meningkatkan angka obesitas.
Untuk mengurangi dampak dari globalisasi pada kesehatan pribadi dan mengurangi tingkat obesitas dunia, penulis menyarankan kepada individu untuk menyesuaikan diet dengan kebutuhan kalori yang semakin rendah karena gaya hidup yang semakin modern.
Artinya, bila Anda menghabiskan waktu 8-10 jam dengan duduk, maka kebutuhan kalori hanya berkisar 1.500 kalori.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.