KOMPAS.com - Batuk adalah refleks alami tubuh sebagai bentuk pertahanan untuk membuat tenggorokan dan saluran udara tetap bersih.
Batuk dapat menjadi satu-satunya tanda penyakit, namun bisa juga menjadi gejala penyakit tertentu yang menyerang organ paru-paru, jantung, perut, hingga sistem saraf.
Gejala batuk
Melansir American Lung Association, beberapa gejala penyakit yang biasa terjadi bersama batuk, di antaranya:
Ketika mengalami bantuk, penting bagi Anda untuk mencatat durasi, jenis, fitur, serta gejala-gejala lain yang menyertai.
Informasi ini penting karena bisa jadi akan sangat membantu dokter ketika mencari penyebab batuk dan perawatan yang paling tepat.
Jenis batuk
Berdasarkan durasi dan fitur spesifik lainnya, batuk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, di antaranya:
1. Batuk akut
Waktu kerjadiannya tiba-tiba dan berlangsung hingga 3 minggu.
2. Batuk sub-akut
Berlangsung antara 3-8 minggu.
3. Batuk kronis
Berlangsung selama lebih dari 8 minggu.
4. Batuk produktif
Batuk daripada memunculkan dahak.
5. Batuk kering
Batuk yang tidak memunculkan dahak.
6. Batuk malam hari
Batuk yang hanya terjadi pada malam hari.
7. Hemoptisis
Batuk keluar darah.
Penyebab batuk
Penyebab batuk ada bermacam-macam. Untuk memudahkan, penyebab batuk bisa dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan gejalanya, yakni batuk akut dan batuk kronis.
Berikut penjelasannya:
1. Batuk akut
Ini adalah penyebab umum dari batuk akut atau jangka pendek:
2. Batuk kronis
Beberapa penyebab batuk kronis meliputi:
Faktor risiko
Faktor risiko seseorang dapat mengidap batuk kronis, di antaranya yakni:
1. Merokok
Merokok saat ini atau sebelumnya adalah faktor risiko utama batuk kronis. Ini disebabkan oleh inhalasi langsung racun rokok atau perokok pasif (menghirup racun rokok di udara).
2. Alergi
Orang dengan alergi memiliki peningkatan risiko batuk bila terkena pemicu alergi tertentu.
3. Lingkungan
Beberapa tempat kerja mungkin memiliki iritasi di udara yang dapat dihirup dan menyebabkan batuk.
4. Penyakit paru-paru kronis
Orang dengan asma, bronkiektasis, COPD, dan infeksi paru-paru sebelumnya dengan bekas luka berisiko lebih tinggi mengalami batuk.
5. Jenis kelamin wanita
Wanita memiliki refleks batuk yang lebih sensitif, sehingga meningkatkan risiko batuk kronis.
Dianjurkan mendatangi dokter
Anda dianjurkan untuk segera mendatani dokter apabila mengalami gejala batuk seperti berikut:
Cara mengobati batuk sederhana
Melansir Medline Plus, minum air diyakini dapat membantu meredakan batuk ringan yang dialami.
Selain diminum, air bisa ditambahkan ke udara dengan vaporizer.
Jika Anda terserang flu atau pilek, konsumsi antihistamin dapat bekerja lebih baik daripada obat batuk tanpa resep.
Anak-anak di bawah empat tahun sebaiknya tidak diberikan minum obat ini untuk meredakan batuk.
Untuk anak di atas empat tahun, gunakan obat dengan hati-hati. Selalu baca label dengan cermat.
https://health.kompas.com/read/2020/01/28/103100668/batuk--gejala-jenis-penyebab-faktor-risiko-dan-cara-mengobati