Kerusakan organ tersebut biasanya akan menyebabkan berbagai keluhan dan gejala.
Pada umumnya, sistem imun atau kekebalan tubuh pada manusia berfungsi menjaga tubuh dari infeksi yang menyerang.
Tetapi pada kondisi tertentu, sistem imun bisa jadi menyerang sel-sel dalam tubuh sendiri sehingga timbul berbagai gejala penyakit yang disebut penyakit autoimun.
Salah satu penyakit autoimun yang sering dijumpai tidak lain adalah lupus eritematosus sistemik atau lebih dikenal dengan sebutan "lupus".
Penyebab lupus
dr. Gartika Sapartini, Sp.A (K), dalam tulisannya yang dimuat di laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menerangkan penyakit lupus lebih banyak mengenai anak perempuan dan angka kejadiannya bisa meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Pada anak, sebagian besar penderita lupus berusia 9-15 tahun atau saat memasuki masa pubertas.
Menurut dia, sejumlah penelitian selama ini menunjukkan bahkan penyakit lupus bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:
Gejala awal lupus
Dokter Spesialis Anak Konsultan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tersebut menjelaskan, penyakit lupus sulit untuk dikenali karena gejalanya yang beragam.
Setiap anak dapat memiliki gejala yang berbeda dengan anak lainnya.
Berikut ini beberapa gejala awal yang munkin terjadi:
1. Demam lama tanpa penyebab yang jelas
Gartika mengngkapkan seringkali pasien lupus datang ke rumah sakit dengan keluhan demam ringan yang hilang timbul dan telah berlangsung lama.
Lama yang dimaksud di sini, yakni hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan tanpa diketahui penyebabnya.
2. Tampak pucat dan memiliki riwayat transfusi darah berulang
Bila anak tampak pucat, mudah lelah, lesu, dan ada riwayat transfusi darah berulang, para orangtua harus awas. Pasalnya, kondisi itu bisa jadi adalah gejala penyakit lupus.
Anak dengan anemia hemolitik autoimun pada perjalanan penyakitnya, banyak yang menjadi lupus.
3. Mudah letih
Anak yang biasanya aktif kemudian menjadi tidak aktif atau malas beraktivitas bisa jadi gejala penyakit lupus.
4. Ruam pada kulit
Ruam dapat muncul di wajah berbentuk seperti sayap kupu-kupu atau yang disebut dengan butterfly rash (bercak malar).
Ruam yang menjadi gejala penyakit lupus juga dapat berbentuk bulat-bulat dan muncul di bagian tubuh lain, seperti leher, batang tubuh, lengan dan tungkai.
Ruam jenis itu disebut bercak diskoid.
5. Nyeri dan bengkak pada sendi
Para orangtua harus mewaspadai jika anak sering mengeluh nyeri dan bengkak pada persendian, umumnya di sendi-sendi besar seperti siku dan lutut.
6. Bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah
Salah satu gejala lain pada penyakit lupus yang dapat timbul adalah bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah.
Gejala bisa disertai juga dengan buang air kecil yang lebih sedikit dari biasanya. Apabila ditemukan keluhan seperti itu, para orangtua bisa mewaspadai adanya kelainan ginjal akibat lupus.
7. Rambut rontok
Apabila rambut anak rontok lebih dari 100 helai per hari, para orangtua patut mewaspadai kemungkinan adanya penyakit lupus.
8. Kulit sensitif terhadap sinar matahari
Kulit penderita lupus mudah mengalami bercak kemerahan yang menetap jika terkena sinar matahari.
9. Sesak napas dan nyeri dada
Penyakit lupus dapat menyerang organ paru-paru dan jantung sehingga anak mungkin mengeluhkan adanya nyeri di daerah dada dan sesak napas.
Cara menangani lupus
Gartika menganjurkan para orangtua untuk segera memeriksakan anak ke dokter spesialis anak jika mendapati gejala lupus pada anak.
Dokter biasanya akan menganjurkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, urin, foto rontgen dada, dan pemeriksaan jantung untuk menegakkan diagnosis.
Dia mejelaskan penyakit lupus merupakan penyakit kronis yang hanya dapat dikontrol agar gejalanya tidak kambuh.
Kondisi anak dapat membaik (remisi) maupun memburuk (kambuh) ketika terpapar faktor risiko.
Dibutuhkan kerjasama antara orangtua dan dokter spesialis anak untuk dapat menjaga kondisi anak tetap optimal sehingga penyakit dapat terkontrol.
Cara mengobati lupus
Dalam tahap pengobatan lupus, Gartika menerangkan, dokter pada umumnya akan memberikan obat untuk mengendalikan peradangan yang timbul untuk mencegah dan meredakan kerusakan organ.
Sementara pasien harus:
https://health.kompas.com/read/2020/02/09/180100968/9-gejala-awal-penyakit-lupus-pada-anak