Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Penderita TBC Mengalami Penurunan Berat Badan?

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, di Indonesia TBC jamak dikenal sebagai penyakit tiga huruf, paru-paru basah, sampai flek paru.

Kuman TBC paling sering menyerang paru-paru. Tapi, penyakit ini juga bisa menjangkiti organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, sampai kulit.

Penderita TBC biasanya mengalami sejumlah gejala yang khas. Gejala TBC yang paling umum adalah batuk tak kunjung sembuh.

Penderita juga mengalami demam meriang berkepanjangan, sesak napas, nyeri dada, dan berkeringat di malam hari.

Selain itu, penderita TBC kehilangan nafsu makan dan berat badannya mengalami penurunan.

"Penderita TBC mengalami penurunan berat badan karena tubuhnya melawan penyakit kronis. Bisa juga efek penurunan nafsu makan," jelas dr. Andre Zaini, seperti dilansir dari SehatQ.

Nafsu makan juga menjadi indikator jika infeksi TBC sudah membaik.

Kebanyakan penderita TBC, berat badannya berangsur-angsur naik begitu proses pengobatan sudah tuntas.

Memutus mata rantai lingkaran setan TBC dan gizi buruk

Penyakit TBC dan gizi buruk berkaitan erat. Keduanya saling memengaruhi.

Melansir laman resmi TB Facts, TBC bisa membuat malnutrisi semakin memburuk. Di sisi lain, malnutrisi membuat kondisi TBC jadi lebih buruk.

Malnutrisi atau kurang gizi terkait dengan kondisi tubuh seseorang yang dicukupi asupan gizi atau nutrisinya.

Kebanyakan penderita TBC, mengalami penurunan berat badan karena beberapa faktor.

Antara lain karena kehilangan nafsu makan, mual, dan sakit perut.

Kondisi tubuh yang tidak mendapatkan asupan gizi memadai tersebut rentan menurunkan kemampuan tubuh untuk melwan penyakit.

Jadi, saat tubuh tidak mendapatkan kecukupan gizi dan nutrisi, seseorang yang status TBC-nya laten bisa berkembang menjadi aktif.

Penderita TBC laten tidak menunjukkan gejala sakit TBC yang khas. Karena bakterinya dalam status dorman (tidak aktif).

Penderita TBC laten belum bisa menularkan penyakitnya pada orang lain.

Namun, status laten bisa berkembang menjadi aktif saat daya tahan tubuhnya melemah, salah satunya karena kekurangan gizi dan nutrisi.

Orang dengan TBC aktif bisa menularkan bakteri pada orang lain lewat percikan cairan batuk, bersin, atau ludah (droplet).

Untuk itu, penderita TBC disarankan untuk makan tiga kali sehari dengan gizi lengkap dan seimbang.

Selain itu, penderita TBC juga perlu mengudap makanan sehat tiga kali sehari demi menunjang keberhasilan pengobatan.

https://health.kompas.com/read/2020/03/09/180600768/mengapa-penderita-tbc-mengalami-penurunan-berat-badan

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke