Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Gizi Nasional: Fokus pada Pemilihan Makanan Sehat untuk Keluarga

Kompas.com - 22/01/2025, 06:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memilih makanan bergizi guna menjaga kesehatan keluarga dan mencegah masalah gizi inter-generasi.

Tiga masalah utama terkait nutrisi yang perlu diatasi adalah kekurangan gizi, defisiensi mikronutrien, serta kelebihan berat badan dan obesitas.

"Jadi kami sampaikan bahwa tantangan kita berubah. Dulu mungkin tidak bisa makan, sekarang mungkin pilihannya terlalu banyak," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, seperti dikutip dari Antara, Selasa (21/1/2025).

Baca juga: Kecukupan Gizi Ibu Hamil: Kunci Utama Cegah Stunting sejak Dini

Maria menekankan bahwa mutu gizi harus disesuaikan dengan siklus hidup, karena masalah gizi pada satu individu dapat memengaruhi generasi berikutnya.

Sebagai contoh, jika seorang perempuan hamil memperoleh gizi yang cukup, hal itu dapat mendukung kesehatan gizi anak yang akan dilahirkannya.

Berbagai masalah gizi di Indonesia juga perlu menjadi perhatian. Maria mengungkapkan beberapa data penting terkait masalah gizi di tanah air, antara lain stunting yang masih mencapai 21,5 persen, gizi kurang pada balita sebanyak 8,5 persen, anemia pada remaja 16,3 persen, kelebihan berat badan pada remaja 12,1 persen, serta obesitas pada orang dewasa yang mencapai angka 23,4 persen.

Dalam rangka perayaan Hari Gizi Nasional ke-65, Kemenkes mengusung tema "Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat".

Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih selektif dalam memilih makanan bergizi demi terciptanya keluarga sehat.

Maria juga mencatat pola konsumsi masyarakat saat ini yang perlu perhatian lebih.

Misalnya, konsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI) berprotein hewani pada balita hanya tercatat sebesar 21,6 persen.

Sementara itu, konsumsi minuman berpemanis tinggi pada remaja mencapai 52 persen, dan konsumsi buah serta sayur pada individu berusia lebih dari 5 tahun masih jauh dari angka yang dianjurkan, yaitu hanya 21,96 persen.

Baca juga: Program MBG Diharapkan Cegah Malnutrisi dan Stunting pada Anak

Pola konsumsi ini berkontribusi pada pengeluaran rumah tangga, di mana makanan dan minuman jadi menjadi porsi terbesar, baik pada kuintil ekonomi rendah hingga tertinggi.

"Konsumsi makanan dan minuman jadi ini porsi terbesar pengeluaran pada setiap kuintil. Jadi mau yang kuintil ekonomi kurang sampai dengan kuintil ekonomi tertinggi, itu semua lebih memilih makanan dan minuman jadi," ucapnya.

Menurut Maria, makanan bergizi seimbang adalah kunci untuk mencegah masalah gizi.

Makanan bergizi seimbang terdiri dari beragam jenis makanan, termasuk sayur dan buah, serta protein tinggi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau