Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Hanya Indah, Bunga Anggrek Simpan Potensi sebagai Obat Berikut Ini

KOMPAS.com – Selama ini banyak orang memandang bunga anggrek hanya sebagai tanaman hias untuk mempercantik rumah atau ruangan.

Bagaimana tidak, bunga eksotis ini memiliki aura yang cukup memikat karena keanekaragaman jenis, bentuk, dan warnanya.

Beberapa orang atau penggemar bahkan tidak jarang rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk mendapatkan bunga anggrek.

Beberapa jenis bunga anggrek bahkan diketahui memiliki harga jual yang sangat mahal dan bisa dibilang tak masuk akal, yakni hingga ratusan juta dan bahkan miliaran rupiah.

Karena keindahannya tersebut, bunga anggrek akhirnya terlanjur dikenal masyarakat hanya sebagai tanaman hias.

Padahal, di balik itu, bunga anggrek juga mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai tanaman obat.

Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal (B2P2TOOT) Balitbangkes, Kemenkes, Dian Susanti, SP dalam tulisannya yang dimuat di Majalah Warta HortusMed Edisi 1 2019, mengungkapkan banyak potensi biologis dari anggrek yang dapat dikembangan dan bermanfaat bagi manusia.

Potensi yang dimaksud tersebut, yakni bunga aggek bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan bahan kosmetik serta parfum.

Potensi bunga anggrek sebagai tanaman obat

Pemanfataan anggrek dalam prakik pengobatan tradisional sebenarnya telah lama dilakukan oleh masyarakat di beberapa negara, terutama China, Jepang, Amerika, India, Australia, dan beberapa negara lain di Eropa.

China adalah negara yang pertama kali membudidayakan anggrek dan mendeskripsikan penggunaan bunga tersebut untuk pengobatan.

Dalam Materia Medika China abad 28 SM, dijelaskan bahwa anggrek Bletilla striata dan Dendrobium sp. berkhasiat untuk pengobatan.

Hingga saat ini pun, menurut Dian Susanti, anggrek masih digunakan sebagai obat dalam pengobatan herbal China.

Selain di China, Confucius (551-479 SM) menyatakan, anggrek sebagai the “King of Fragrant Plants”. Legenda negara Jepang menyebut bahwa seorang istri raja yang mandul dapat melahirkan 13 anak setelah menghirup parfum memabukkan dari Cymbidium ensifolium.

Hingga kini, puluhan jenis anggrek telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat.

Beberapa jenis anggrek yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat, antara lain:

  • Aerides odorata
  • Anoectochilus Formosa
  • Rhynchostylis retusa
  • Beragam spesies dari marga Dendrobium ataupun lainnya

Secara tradisional, anggrek-anggrek tersebut digunakan sebagai obat berikut ini:

  • Obat kuat
  • Anti inflamasi
  • Penurun demam
  • Sakit gigi
  • Sakit perut
  • Penyakit saluran pernapasan
  • Infeksi kulit
  • Patah tulang

Bagian anggrek yang biasanya digunakan untuk pengobatan, yakni daun, pseudobulb, umbi dan akar.

Hasil penelitian terhadap bunga anggrek

Penelitian yang dilakukan Mohammed Mozammel Hoque dkk. pada 2016, menyatakan bahwa beberapa jenis anggrek, seperti Acampe papillosa, Aerides odoratum, dan Pholidota pallida memiliki aktivitas antibacterial dan antifungi.

Semetara, review yang dilakukan oleh Singh dkk. pada 2012, menyatakan bahwa beberapa jenis anggrek juga memiliki aktivitas antiinflamasi, antimicrobial, antipiretik, antitumor, penambah daya tahan tubuh, dan antioksidan.

Penelitian yang dilakukan oleh Marjahan Akter dkk. pada 2018, berhasil menemukan senyawa metabolit sekunder, seperti alkaloid, flavonoid, tannin, kumarin, quinine, steroid dan terpenoid pada beberapa jenis anggrek, antara lain:

  • Acampe papillosa
  • Aerides odoratum
  • Bulbophyllum lilacium
  • Cymbidium aloidolium
  • Dendrobium aphyllum
  • Eria tomentosa
  • Geodorum densiflorum
  • Papilionanthe teres
  • Rhynchostylis retusa

Dari hasil skrining fitokimia keseluruhan yang dilakukan, anggrek Aerides odoratum Lour paling potensial untuk digunakan sebagai obat karena memiliki delapan dari sepuluh metabolit sekunder yang diuji.

Di sisi lain, Acampe papillosa, Bulbophyllum lilacinum, dan Papilionanthe teres menunjukkan adanya enam metabolit sekunder.

Aktvitas terendah metabolit sekunder ada pada Dendrobium aphyllum.

Peneliti B2P2TOOT Tawangmangu menilai pemanfaatan anggrek sebagai bahan baku obat perlu didukung dengan penelitian dimulai dari identifikasi dan isolasi senyawa aktif serta pengujian khasiat dan keamanan bagi manusia.

Selain itu, perlu dilakuan penelitian dan pengembangan dalam upaya konservasi anggrek dan pelestarian habitat bunga indah tersebut.

Upaya pelestarian untuk beberapa jenis anggrek yang terancam punah diketahui kini telah dilakukan dengan pelarangan perdagangan internasional melalui kesepakatan internasional, yakni Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (Konvensi CITES).

Jadi, bunga anggrek bukan hanya indah atau cantik, tapi ternyata punya potensi sebagai tanaman obat.

https://health.kompas.com/read/2020/04/22/160300568/tak-hanya-indah-bunga-anggrek-simpan-potensi-sebagai-obat-berikut-ini

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke