Sejumlah ibu menyusui pun berupaya untuk memberikan ASI setiap saat, baik menyusui langsung maupun dengan ASI perah.
Untuk memberikan asupan terbaik bagi bayi, para ibu menyusui perlu mengetahui ASI yang diberikan dalam kondisi baik, terutama ASI perah yang dipompa dan disimpan.
Jangan sampai, para orangtua memberikan ASI basi pada buah hatinya karena bisa membuat si kecil sakit.
Memahami ketahanan ASI
Melansir MomLovesBest, ASI paling ideal diberikan secara langsung dengan cara ibu menyusui bayinya.
Pasalnya, kondisi ASI tersebut masih segar, nutrisi dan antibodinya masih terjaga, serta minim risiko tercemar kuman.
Kendati demikian, ibu menyusui juga bisa memberikan susu dari ASI pompa atau ASI perah.
Agar tetap aman dikonsumsi bayi, ASI perah memiliki masa ketahanan berbeda-beda, tergantung metode sampai wadah penyimpanannya.
Berikut ketahanan ASI perah menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS:
Di luar masa ketahanannya tersebut, ASI perah atau ASI pompa sudah tidak ideal dikonsumsi bayi.
Apabila terlalu lama lewat dari tenggat, ASI pompa atau ASI perah bisa busuk atau basi.
Melansir Firstcry Parenting, terdapat beberapa tanda ASI basi yang bisa dikenali:
Salah satu cara mengenali tanda ASI basi bisa lewat mencicipi rasanya.
Memang benar, rasa ASI bisa berubah-ubah tergantung makanan atau asupan yang dikonsumsi ibu menyusui.
ASI perah beku yang dicairkan cita rasanya juga bisa berbeda dari ASI segar.
Namun, ASI basi memiliki rasa khas, yakni sedikit asam dan tengik.
Selain rasa, cara mengenali ciri-ciri ASI basi yakni dengan memperhatikan penampilannya.
Orangtua perlu memahami, teknik penyimpanan ASI dapat memengaruhi penampilan susu.
Begitu disimpan di lemari es, ASI perah biasanya punya beberapa lapisan warna.
Hal itu wajar karena bagian lemak susu akan naik ke atas permukaan, sedangkan sisa airnya mengendap di bawah.
Dalam kondisi normal, ASI perah dari kulkas yang sudah dicairkan warnanya akan bercampur menjadi kesatuan warna susu yang solid.
Jika ASI perah dari kulkas yang sudah dicairkan warnanya tidak tercampur rata, atau ada potongan lemak mengambang, tandanya ASI sudah basi atau tidak layak dikonsumsi.
Sebelum memberikan ASI perah pada bayi, periksa bau ASI yang akan disusukan kepada bayi.
Konsumsi obat-obatan, suplemen, atau asupan tertentu memang bisa mengubah bau ASI perah. Enzim lipase juga bisa mengubah bau ASI.
Namun, Anda perlu membuang ASI perah saat baunya anyir atau kelewat amis. Aroma anyir adalah ciri-ciri ASI basi.
Hal yang perlu diingat, jika bayi tidak menghabiskan ASI perah, buang sisa susu setelah dua jam.
ASI perah beku yang sudah dicairkan dapat bertahan di suhu ruangan antara satu sampai dua jam.
Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah dicairkan setelah dibekukan.
Ingat, panduan penyimpanan ASI perah di atas hanya berlaku untuk bayi dalam kondisi sehat.
Konsultasikan dengan dokter jika bayi memiliki kondisi kesehatan tertentu dan lahir prematur.
https://health.kompas.com/read/2020/08/07/160400868/3-tanda-asi-basi-yang-perlu-diwaspadai