Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Gangguan Pencernaan Saat Hamil dan Cara Mengobatinya

KOMPAS.com – Gangguan pencernaan adalah masalah umum bagi wanita saat hamil.

Gangguan pencernaan saat hamil lebih mudah terjadi pada wanita karena dipengaruhi oleh produksi hormon yang meningkat dan perubahan-perubahan anatomi tubuh.

Gangguan kesehatan ini pada umumnya tidak membahayakan janin atau hanya memberikan ketidaknyamanan bagi ibu hamil.

Tapi, jika tak ditangani dengan tepat, gangguan pencernaan bukan tidak mungkin akan membahayakan keselamatan keduanya.

Berikut ini adalah macam-macam gangguan pencernaan saat hamil yang bisa diwaspadai:

1. Sembelit

Melasir Family Education, sebagian besar masalah pencernaan dalam kehamilan dimulai dengan sembelit.

Kondisi ini umum terjadi pada wanita hamil karena berbagai alasan, seperti:

  • Tingginya tingkat hormon tertentu selama kehamilan mengendurkan otot-otot usus dan membuatnya sulit untuk bekerja secara efisien
  • Rahim yang tumbuh menekan usus dan mengganggu fungsi normal
  • Bisa juga efek samping asupan zat besi dalam suplemen vitamin yang dapat membuat tinja kering dan sulit dikeluarkan

Meski sembelit biasa terjadi dalam kehamilan, tidak berarti Anda hanya menerimanya.

Anda bisa melakukan banyak hal untuk menghindari atau mengobati sembelit, di antaranya yakni:

  • Makan makanan kaya serat. Makanan yang mengandung serat tinggi sangat baik untuk menjaga tinja tetap lembut dan memastikannya mudah dikeluarkan melalui usus.
  • Batasi makanan manis dan olahan. Jenis makanan ini berpotensi mengikat air dan memperparah sembelit.
  • Olahraga. Olahraga tidak hanya dapat menjaga bentuk otot, tetapi juga meningkatkan sirkulasi darah dan membawa lebih banyak oksigen ke semua organ (termasuk usus) untuk membantu mereka melakukan tugasnya dengan lebih efisien.

Untuk menjadi perhatian, saat Anda mengalami sembelit, jangan asal minum obat pencahar.

Pasalnya, obat pencahar bisa menimbulkan efek samping selama kehamilan, sepeti menghilangkan nutrisi yang diperlukan dan dapat membahayakan janin.

Bicaralah dengan dokter sebelum mengambil obat sembelit.

2. Ambeien

Wasir atau ambeien merupakan masalah lanjutan yang biasa dialami ibu hamil setelah sembelit.

Ambeien adalah massa jaringan yang membengkak pada pembukaan rektum, tempat keluarnya feses dari tubuh.

Mengejan saat buang air besar (BAB) untuk mengeluarkan tinja yang keras dapat menyebabkan wasir.

Jika ibu hamil melihat darah di toilet saat cebok setelah BAB atau jika mengalami rasa sakit atau gatal yang berlebihan pada pembukaan rektum, tanyakan kepada dokter untuk memeriksa wasir.

Jika ibu hamil menderita wasir, wasir bisa jadi akan menemani selama kehamilan dan mungkin akan bertambah buruk selama tahap mendorong persalinan.

Namun, jika ibu hamil dapat merawatnya dengan baik, ambeien mungkin menghilang setelah lahir.

Berikut ini beberapa tips atau cara yang baik dicoba untuk membantu mencegah maupun mengobati ambeien:

  • Hindari sembelit. Gunakan semua cara mencegah dan mengobati sembelit untuk menjaga tinja tetap lembut dan mudah bergerak melalui usus.
  • Cobalah untuk tidak mengejan BAB. Ketika BAB, coba jangan menggunakan closet duduk. Lebih baik berjongkoklah selama BAB untuk mendukung pergerakan feses keluar.
  • Jangan berlama-lama di toilet. Terlalu lama duduk atau jongkok di toilet dapat menyebabkan ketegangan yang tidak perlu pada anus. Jadi, cobalah untuk kembali lagi ke toilet nanti atau bergeraklah, ubah posisi.

Jika ambeien dirasa sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk segera menemui dokter.

3. Perut kembung dan bersendawa

Masalah perut kembung dapat disebabkan oleh penumpukan gas di usus besar.

Sedangkan bersendawa adalah pengeluaran gas secara tiba-tiba dari perut.

Kedua hal ini juga termasuk masalah umum selama kehamilan yang mungkin lebih banyak menimbulkan rasa malu daripada rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Sembelit dapat menyebabkan masalah ini, begitu pula makanan tertentu.

Dengan ini, untuk mengurangi gejala perut kembung dan bersendawa, ibu hamil perlu menghindari sembelit dan konsumsi makanan penghasil gas, seperti kacang-kacangan, bawang, gorengan, kubis, brokoli, dan kubis Brussel.

4. Diare

Diare juga termasuk gangguan pencernaan yang umum dialami oleh ibu hamil.

Merangkum Health Line, perubahan hormon, mengonsumsi makanan sembarangan, dan stres bisa menyebabkan ibu hamil menderita diare.

Gangguan pencernaan ini bisa terjadi di usia kehamilan berapa pun.

Namun, diare paling sering terjadi pada usia kehamilan trimester ketiga menjelang persalinan.

Diare perlu segera ditangani karena bisa berdampak buruk pada kondisi janin.

Diare bisa saja membuat janin tidak bisa mendapatkan asupan nutrisi dan oksigen yang baik dikarenakan sang ibu sering BAB.

Secara umum cara mengatasi diare pada ibu hamil yang dapat dilakukan di rumah, yakni:

  • Cukupi waktu istirahat
  • Tetap terhidrasi
  • Hindari makanan penyebab diare
  • Kurangi atau hindari konsumsi kafein
  • Mengganti obat atau vitamin yang diduga menjadi pemicu diare

Jangan menunda untuk pergi ke dokter jika ibu hamil mengalami diare yang berlarut-larut.

5. Mual dan muntah berlebihan

Mual muntah berlebihan atau hiperemesia gravidarum pada ibu hamil umum terjadi karena disebabkan oleh peningkatan produksi hormon progesteron yang bertugas menenangkan uterus termasuk otot lambung, sehingga pengosongan lambung menjadi terlambat.

Kondisi ini bisa semakin parah jika ibu hamil mengalami penyakit radang lambung (gastritis).

Hiperemesia gravidarum di antaranya berhubungan erat dengan kondisi sebagai berikut:

  • Kehamilan pertama
  • Meningkatnya hormon-hormon pada kehamilan
  • Perubahan metabolik dalam kehamilan
  • Alergi
  • Faktor psikososial
  • Kehamilan ganda dan hamil anggur
  • Ibu hamil usia dini
  • Ibu hamil mengalami kegemukan

Risiko semakin tinggi bila ibu hamil mengalami stres dan cemas, kelebihan asupan lemak, dan terinfeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan luka pada lambung.

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi mual dan muntah saat hamil (morning sickness) yang bisa dicoba:

6. Begah hingga heartburn

Ibu hamil juga terbilang umum ketika mengalami begah hingga heartburn.

Pembesaran rahim yang terjadi seiring dengan pertumbuhan janin di dalamnya dapat memberi dampak kondisi pada ibu hamil, salah satunya akan mudah merasa begah, perut lebih cepat penuh, dan sulit menarik napas.

Ini bisa terjadi karena rahim ibu hamil yang membesar akan menekan organ-organ lain di dalam perut maupun di sekitar perut, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan itu.

Malas makan karena merasa perut begah termasuk tanda ibu hamil mengalami gangguan pencernaan ini.

Sedangkan hearthburn pada ibu hamil bisa dipengaruhi oleh produksi hormon progesterone yang meningkat.

Heartburn adalah rasa panas seperti terbakar yang muncul dari ulu hati, lalu naik ke kerongkongan.

Penyebab heartburn adalah asam lambung yang menerobos ke atas dan menimbulkan rasa panas.

Kondisi ini salah satunya dapat terjadi akibat produksi hormon progesteron yang membuat katup antara kerongkongan dengan lambung relaks dan pertumbuhan janin yang membuat rongga perut sesak.

Pertumbuhan janin dapat “mendorong” aliran asam lambung ke atas.

Untuk mengatasi gangguan ini, ibu hamil bisa mencoba beberapa tips serupa dengan cara mengatasi mual dan muntah.

Ibu hamil di antaranya disarankan untuk:

  • Makan dalam prosi sedikit tapi sering
  • Hindari makan berlemak, berbumbu tajam, bercita rasa asam dan pedas, serta minuman yang mengandung kafein dan soda yang dapat memperparah heartburn
  • Jangan tiduran setelah makan
  • Gunakan pakaian longgar

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika ibu hamil merasa sangat terganggu dengan begah dan heartburn yang dialami.

https://health.kompas.com/read/2020/10/18/150000468/6-gangguan-pencernaan-saat-hamil-dan-cara-mengobatinya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke