KOMPAS.com - Belakangan ini, beredar informasi di media sosial TikTok mengenai seorang bayi berusia 2 bulan yang diduga mengalami pneumonia akibat penggunaan obat nyamuk elektrik.
Menanggapi hal ini, dokter spesialis paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSC, Sp.P (K). mengklarifikasi bahwa obat nyamuk elektrik tidak secara langsung menyebabkan pneumonia.
Meskipun begitu, paparan bahan kimia dalam obat nyamuk dapat menurunkan fungsi pertahanan saluran napas anak, yang akhirnya membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi.
“Obat nyamuk tidak menyebabkan pneumonia, tapi menurunkan fungsi pertahanan saluran napas sehingga bila ada kuman atau virus yg masuk akan mudah menimbulkan penyakit di saluran napas atau di jaringan paru, seperti pneumonia,” ujar Dokter Erlina dalam pesan yang diterima KOMPAS.com, Jumat (17/1/2025).
Baca juga: Menghitung Gejala Nafas Cepat pada Anak untuk Deteksi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan akut pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.
Pneumonia pada anak memiliki beberapa tanda yang bisa dikenali orangtua.
Menurut Dokter Erlina, terdapat beberapa gejala pneumonia pada anak yang kerap muncul, seperti:
Gejala yang dialami tersebut bisa muncul secara tiba-tiba atau secara bertahap dalam beberapa hari.
Baca juga: 8 Dampak Polusi Udara pada Sistem Pernapasan
Tatalaksana pneumonia pada anak dimulai dengan istirahat yang cukup untuk mendukung proses pemulihan tubuh.
Selain itu, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala pneumonia yang muncul, seperti:
Lebih lanjut, Dokter Erlina menyarankan untuk segera membawa anak ke rumah sakit jika mengalami sesak napas.
“Bila sesak bawa ke rumah sakit karena mungkin perlu terapi oksigen,” tutup Dokter Erlina.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pneumonia pada anak dan penanganannya, diharapkan orang tua bisa lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat untuk melindungi kesehatan si kecil.
Baca juga: Posisi Tidur untuk Hidung Mampet agar Pernapasan Lebih Lega
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.