KOMPAS.com - Tekanan darah dan denyut nadi adalah dua pengukuran yang dapat digunakan dokter untuk memantau kondisi jantung dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Meskipun mirip, keduanya masing-masing dapat mengatakan hal yang sangat berbeda tentang apa yang terjadi dalam tubuh Anda.
Denyut nadi atau detak jantung mengacu pada berapa kali jantung Anda berdetak dalam satu menit.
Pengukuran detak jantung berkisar dari 60 hingga 100 denyut per menit.
Sementara, tekanan darah adalah ukuran seberapa kuat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Nilai untuk tekanan darah adalah 120/80 mmHg.
Angka 120 menunjukkan tingkat tekanan ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh atau biasa disebut tekanan sistolik. Sedangkan, angka 80 berarti tingkat tekanan saat jantung beristirahat sejenak sebelum kembali memompa lagi atau kerap disebut tekanan diastolik.
Jika Anda mengalami tekanan darah tinggi dengan denyut nadi rendah, itu berarti Anda memiliki tekanan darah mencapai 130/139 mmHg, tetapi jantung Anda berdetak kurang dari 60 kali per menit.
Hubungan antara tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah
Untuk mempertimbangkan bagaimana denyut nadi dan tekanan darah Anda dapat memengaruhi satu sama lain, pikirkan denyut nadi Anda sebagai sistem kelistrikan dan tekanan darah Anda sebagai pipa saluran air.
Melansir Health Line, denyut nadi Anda sebagian besar dikendalikan oleh impuls listrik. Impuls ini bergerak melalui jantung Anda, memberi tahu bilik untuk berdetak di waktu yang sama.
Olahraga, stres, ketakutan, dan faktor lain dapat mempercepat denyut nadi Anda. Sedangkan, menjadi tidak aktif dapat memperlambatnya.
Sistem kelistrikan ini merangsang gerakan pemompaan yang mendorong sistem perpipaan jantung Anda.
Jika "pipa" atau pembuluh darah tidak tersumbat, darah dengan mudah mengalir melaluinya.
Namun, apabila pembuluh darah Anda sempit atau memiliki semacam penyumbatan, jantung Anda harus bekerja lebih keras atau berdetak lebih cepat untuk memompa darah. Hal ini bisa menghasilkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Ketika tekanan darah dan denyut nadi Anda tidak seimbang, jantung Anda akan tegang. Anda mungkin juga akan mengalami berbagai gejala, seperti:
Dalam kasus yang sangat ekstrim, detak jantung rendah dan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan serangan jantung.
Penyebab tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah
Merangkum Medical News Today, ada beberapa pemungkinan penyebab tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah.
Berikut ini yang bisa terjadi:
1. Efek samping konsumsi obat
Beberapa kondisi medis atau obat-obatan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah.
Beta-blocker adalah kelas obat yang terkadang diresepkan oleh dokter untuk mengobati tekanan darah tinggi dan mengurangi efek gagal jantung.
Contoh beta-blocker meliputi:
Atenolol (Tenormin)
Metoprolol (Lopressor, Toprol XL)
Nebivolol (Bystolic)
Propranolol (Inderal)
Obat-obatan ini bekerja untuk memblokir reseptor beta di jantung. Merangsang reseptor ini meningkatkan detak jantung, sementara memblokirnya dapat menurunkan detak jantung.
Denyut jantung yang lebih rendah bermanfaat bagi orang yang memiliki masalah jantung karena memungkinkan lebih banyak waktu untuk mengisi jantung.
Saat jantung berdetak lebih lambat, itu juga membutuhkan lebih sedikit oksigen. Hal ini mengurangi ketegangan pada jantung dan “mengistirahatkan" organ tersebut.
Dokter terkadang meresepkan beta-blocker untuk orang yang memiliki tekanan darah tinggi, gagal jantung kongestif, atau aritmia jantung saat jantung berdetak tidak teratur.
Untuk alasan ini, seseorang yang sudah memiliki tekanan darah tinggi dapat memiliki detak jantung yang lebih rendah dengan beta-blocker.
Cara mengatasinya:
Dokter juga dapat meresepkan obat lain untuk menurunkan tekanan darah, termasuk:
Obat ini biasanya tidak mempengaruhi detak jantung saat menangani tekanan darah.
2. Refleks Cushing
Refleks Cushing adalah kejadian langka yang menyebabkan denyut nadi rendah dan tekanan darah tinggi.
Refleks adalah hasil dari respons tubuh terhadap peningkatan tekanan intrakranial.
Tekanan intrakranial sendiri adalah tekanan di dalam kepala dan merupakan pengukuran tekanan darah di otak.
Sebagai gambaran, otak terletak di dalam tengkorak. Jadi, jika membengkak, hanya sejauh itu otak dapat berkembang. Akibatnya, pembengkakan menyebabkan tekanan intrakranial meningkat.
Refleks Cushing adalah salah satu cara tubuh untuk mencoba dan menjaga agar tekanan tidak terlalu tinggi di tengkorak. Ini memberi sinyal reseptor di jantung untuk memperlambat detak jantung untuk menurunkan tekanan intrakranial.
Kondisi medis yang parah biasanya mengaktifkan refleks Cushing.
Kondisi tersebut meliputi:
Cara mengatasinya:
Refleks Cushing adalah keadaan darurat.
Begitu dokter mengenali kondisi ini, mereka akan mencoba mencari tahu dan mengobati penyebabnya serta mengurangi tekanan intrakranial di otak.
Jika tekanan menjadi terlalu tinggi, dapat merusak otak secara permanen. Seseorang bisa mati karena tekanan intrakranial yang terlalu tinggi.
Gejala refleks Cushing yang dapat dikenali, meliputi:
Jadi, misalnya Anda baru-baru ini mengalami cedera kepala dan merasakan gejala ini, segera hubungi dokter.
3. Masalah dengan konduksi jantung
Denyut nadi yang rendah terkadang dapat menjadi indikator adanya masalah dengan jalur konduksi listrik jantung.
Jantung memiliki sistem kelistrikan yang bergerak dalam pola berbeda untuk membuat jantung berdetak dengan ritme yang teratur.
Jika terjadi kerusakan, jaringan parut, atau peregangan berlebihan pada jantung, sistem kelistrikan mungkin tidak bekerja secara efektif. Kondisi ini dapat menyebabkan denyut nadi rendah.
Tekanan darah tinggi kronis dapat menyebabkan kerusakan pada sistem kelistrikan yang pada gilirannya bisa menyebabkan denyut nadi rendah.
Penyebab kerusakan lainnya termasuk akibtivas merokok, riwayat penggunaan narkoba atau alkohol berat, termasuk penuaan pada jantung.
Cara mengatasinya:
Seseorang yang denyut nadinya tiba-tiba tampak melambat tanpa alasan yang diketahui harus menemui dokter. Hal ini terutama terjadi jika mereka merasa pusing atau sesak napas.
Pada kesempatan tertentu, seseorang mungkin memerlukan alat pacu jantung atau intervensi lain, seperti ablasi jantung untuk memperbaiki jalur listrik jantung yang rusak.
Jadi, haruskah khawatir tentang tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah?
Jika Anda meminum obat tekanan darah dan memiliki tekanan darah tinggi dan denyut nadi rendah, biasanya hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Tetapi jika Anda tidak minum obat apa pun, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Seseorang harus segera mencari pertolongan medis jika memiliki gejala berikut bersama dengan denyut nadi rendah dan tekanan darah tinggi:
Gejala-gejala ini mungkin menunjukkan bahwa seseorang memerlukan rawat inap di rumah sakit dan mungkin alat pacu jantung untuk mengobati apa pun yang menyebabkan masalah jantung yang mendasarinya.
Perlu diingat, rentang 60-100 detak per menit adalah pengukuran denyut nadi rata-rata serta detak jantung yang dibutuhkan kebanyakan orang untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh mereka.
Beberapa orang mungkin hanya memiliki denyut nadi lebih rendah. Contohnya termasuk atlet atau mereka yang dalam kondisi sangat baik.
Di mana, mereka telah "mengondisikan" otot jantung mereka menjadi lebih kuat. Hasilnya, jantung mereka memompa lebih efektif atau artinya tidak perlu terlalu sering berdetak.
Berolahraga juga dapat meningkatkan tekanan darah Anda untuk sementara.
Jadi, jika Anda berolahraga secara teratur, denyut nadi Anda mungkin rendah secara alami dan tekanan darah tinggi segera setelah Anda berolahraga.
https://health.kompas.com/read/2020/12/03/200300868/3-penyebab-darah-tinggi-dan-denyut-nadi-rendah-