KOMPAS.com – Pernahkah Anda mengeluh perut terasa panas atau terbakar?
Jika iya, Anda tidak sendirian.
Banyak orang pernah juga mengalami rasa terbakar yang sangat spesifik atau nyeri "menggerogoti" di perut.
Biasanya, nyeri jenis ini disebabkan oleh masalah kesehatan lain atau pilihan gaya hidup.
Terkadang, rasa terbakar ini disertai juga dengan gejala lain.
Yang jelas, siapa pun yang secara teratur mengalami perut terasa panas dan gejala serupa, lebih baik bisa segera menemui dokter.
Penting untuk memahami penyebab yang mendasari dan menerima pengobatan yang efektif.
Berikut ini adalah beberapa masalah gastrointestinal mungkin dapat menyebabkan perut terasa panas atau terbakar:
1. Refluks asam lambung
Melansir Health Line, gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan atau esofagus.
Kejadian ini dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada atau perut bersama dengan nyeri dada, kesulitan menelan, dan batuk kronis.
Jika GERD tidak diobati, penyakit tersebut salah satunya dapat menyebabkan kondisi prakanker yang dikenal sebagai Barrett’s esophagus.
Makanan, minuman, atau bahan tertentu dapat memperburuk GERD.
Ini mungkin termasuk:
2. Gastritis (radang lambung)
Gastritis adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan lambung.
Selain perut terasa panas, penderita gastritis sangat mungkin juga mengalami beberapa kondisi ini:
Terkadang, gastritis dapat menyebabkan tukak lambung, pendarahan lambung, dan peningkatan risiko kanker perut.
3. Infeksi H. pylori
Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri H. pylori, bakterii yang dapat bertahan di dalam lambung.
Sekitar 2/3 orang di seluruh dunia dilaporkan mengidap infeksi H. pylori ini.
Banyak orang tidak memiliki gejala, tetapi beberapa mengalami:
Infeksi H. pylori adalah penyebab utama tukak lambung dan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker perut.
4. Ulkus peptikum
Ulkus peptikum adalah luka yang berkembang di lapisan dalam perut dan bagian atas usus kecil.
Bukan hanya perut terasa panas, penderita ulkus peptikum mungkin juga mengalami kondisi berikut:
Perlu dipahami, stres dan makanan pedas tidaklah menyebabkan ulkus atau tukak, tetapi dapat memperburuk gejala.
5. Sindrom iritasi usus besar
Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah kelainan usus yang menyebabkan ketidaknyamanan perut, dan terkadang rasa sakit yang membakar.
Gejala IBS lainnya termasuk:
Penyebab pasti IBS sendiri belum diketahui secara pasti.
6. Dispepsia
Merangkum Medical News Today, dispepsia adalah istilah medis untuk hangguan pencernaan. Kondisi ini sebenarnya bisa menjadi gejala masalah pencernaan lainnya.
Perut terasa panas atau terbakar adalah salah satu keluhan umum pada penderita gangguan pencernaan.
Gejala dispepsia lain mungkin termasuk:
7. Efek samping obat-obatan
Obat-obatan tertentu, terutama antiperadangan nonsteroid (NSAIDs) dapat menyebabkan masalah pencernaan, yang bisa menyebabkan rasa sakit yang membakar di perut.
NSAIDs populer termasuk:
Bicaralah dengan dokter jika Anda mengalami sakit perut saat mengonsumsi NSAIDs.
8. Hernia
Hernia terjadi ketika suatu organ mendorong dan menembus rongga di otot atau jaringan yang terletak di sekitarnya, sehingga menjol keluar.
Ada banyak jenis hernia dan beberapa dapat menyebabkan sensasi terbakar di tempat timbulnya tonjolan.
Gejala hernia lainnya bergantung pada jenis yang dimiliki dan mungkin termasuk:
9. Reaksi terhadap makanan
Reaksi atau intoleransi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan perut teras terbakar pada beberapa individu.
Misalnya, jika tidak toleran terhadap laktosa, seseorang tidak menghasilkan cukup enzim yang diperlukan untuk mencerna laktosa dalam susu.
Ketika mengonsumsi produk susu, hal itu pun dapat menyebabkan keluhan mual, perut kembung, kram, atau perut terasa panas.
Demikian juga, ketika penderita penyakit celiac makan gluten, protein yang ditemukan dalam gandum. Tubuh mereka akan menyerang usus kecil mereka.
Penderita penyakit celiac mungkin mengalami gejala yang berhubungan dengan usus, seperti diare, penurunan berat badan, atau kembung.
10. Merokok
Merokok dapat memengaruhi kondisi kesehatan seluruh tubuh seseorang.
Orang yang merokok lebih mungkin mengembangkan perut terbakar dan masalah pencernaan, seperti:
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, sekitar 1/5 orang dewasa AS merokok dan setiap tahun, sekitar 443.000 orang di sana meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh merokok.
11. Efek samping konsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol dapat mengiritasi saluran pencernaan dan menyebabkan rasa terbakar di perut.
Minum terlalu banyak alkohol di antaranya dapat menyebabkan kondisi:
Beberapa orang juga mengalami intoleransi alkohol, suatu kondisi yang menghambat tubuh mencerna alkohol.
12. Kanker lambung
Terkadang, kanker bisa menyebabkan sensasi panas di perut.
Gejala kanker lambung lainnya bisa meliputi:
Namun, The American Cancer Society mencatat bahwa gangguan non-kanker lainnya jauh lebih mungkin menyebabkan banyak gejala tersebut.
Diagnosis penyebab perut terasa panas
Diagnosis pada umumnya dimulai dengan pemeriksaan fisik.
Seorang dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala seseorang, serta diet, gaya hidup, dan obat apa pun yang telah diminum.
Dokter mungkin menggunakan alat lain untuk membantu mendiagnosis masalah yang mendasari perut terasa panas, seperti ultrasound (USG) atau endoskopi.
Dokter mungkin juga memesan tes, seperti tes napas untuk memeriksa H. pylori.
Begitu dokter menemukan penyebab yang mendasari sensasi terbakar di perut, mereka dapat merekomendasikan pengobatan.
https://health.kompas.com/read/2021/02/25/180900068/12-penyebab-perut-terasa-panas-yang-perlu-diwaspadai