Melansir Kids’Health, saat memasuki masa pubertas, otak akan melepaskan hormon pelepas gonadotropin atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Ketika hormon ini mencapai kelenjar pituari, tubuh gantian melepaskan hormon pubertas luteinizing (LH) dan perangsang folikel (FSH).
Pada perempuan, pelepasan kedua hormon bakal merangsang indung telur untuk mulai memproduksi hormon estrogen.
Hormon estrogen, LH, dan FSH membantu menyiapkan tubuh agar dapat bereproduksi atau hamil di kemudian hari.
Pelepasan beberapa hormon tersebut diikuti perubahan fisik pada masa pubertas.
Perubahan fisik pada masa pubertas perempuan
Melansir NHS, ciri-ciri pubertas pada perempuan dimulai dengan beberapa perubahan fisik, antara lain:
Perubahan fisik pada masa pubertas perempuan bisa berbeda-beda antara satu anak dengan lainnya. Ada yang relatif cepat, atau perlahan.
Selain itu, masa pubertas perempuan atau usia perempuan mengalami pubertas juga bisa berlainan.
Kapan usia pubertas perempuan?
Melansir laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), usia pubertas perempuan bisa berbeda-beda.
Namun, secara umum masa pubertas perempuan lebih cepat ketimbang anak laki-laki.
Usia pubertas perempuan biasanya dimulai ketika anak berumur delapan sampai 13 tahun.
Anak dianggap mengalami pubertas dini jika kurang dari delapan tahun sudah mengalami perubahan fisik pada masa pubertas perempuan sesuai penjabaran di atas .
Sebaliknya, anak perempuan di atas usia 13 tahun yang belum mengalami perubahan fisik di atas disebut mengalami pubertas terlambat.
https://health.kompas.com/read/2021/09/03/190100068/9-perubahan-fisik-pada-masa-pubertas-perempuan