Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Dampak Buruk Penggunaan Minyak Jelantah terhadap Kesehatan?

KOMPAS.com - Mungkin sebagian dari kita pernah makan gorengan yang dimasak dengan minyak jelantah, apalagi di saat harga minyak goreng semakin mahal.

Minyak jelantah adalah minyak goreng yang digunakan secara berulang.

Lalu, apakah kamu tahu bahayanya mengkonsumsi makanan dari minyak jelantah bagi kesehatan?

Memasak makanan dengan minyak jelantah menimbulkan beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai sebagai berikut:

1. Membuat makanan lebih bersifat racun

Mengutip Times of India, menggunakan minyak jelantah untuk memasak dapat membuat makanan lebih bersifat racun.

Minyak jelantah yang dipanaskan akan melepaskan konsentrasi Aldehida yang lebih tinggi, bahan kimia beracun yang berpotensi memicu penyakit kronis, seperti:

  • Kanker
  • Penyakit jantung
  • Alzheimer
  • Demensia
  • Parkinson.

Selain itu, minyak jelantah akan melepaskan racun lain yang disebut 4-hidroksi-trans-2-nominal (HNE), yang bisa mengganggu fungsi DNA, RNA, dan protein tubuh.

Bahan kimia yang bersifat racun dan berpotensi menyebabkan kanker atau tumor ganas itu disebut karsinogenik.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 472/Menkes/Per/V 1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan, karsinogenik masuk dalam salah satu sifat bahan kimia berbahaya, bersama dengan sifat racun, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi.

2. Meningkatkan lemak trans

Mengutip Times of India, minyak jelantah mengandung asam lemak trans lebih banyak saat digunakan kembali untuk memasak.

Lemak trans lebih buruk dari pada lemak jenuh, karena tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), tetapi juga menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).

Hal tersebut terkait dengan peningkatan risiko:

  • Parkinson
  • Penyakit kardiovaskular
  • Stroke
  • Kanker
  • Berbagai gangguan jantung.

Mengutip Mayo Clinic, lemak trans yang diproduksi dalam proses kimia dikenal sebagai minyak terhidrogenasi parsial.

Makanan yang sarat dengan lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung, pembunuh utama orang dewasa.

Semakin banyak lemak trans yang dikonsumsi tubuh, akan semakin besar risiko seseorang mengalami penyakit jantung dan gangguan pada pembuluh darah.

3. Menghasilkan radikal bebas

Mengutip Journal of Pharmacology and Therapeutics, selama proses pemanasan minyak jelantah dapat menghasilkan radikal bebas.

Radikal bebas itu akan merusak lipid membran melalui peroksidasi lipid, yang selanjutnya menyebabkan stres oksidatif.

Mengutip Healthline, stres oksidatif adalah kondisi saat terjadi ketidakseimbangan antara aktivitas radikal bebas dan aktivitas antioksidan.

Ketika ada lebih banyak radikal bebas yang ada daripada yang dapat dijaga keseimbangannya oleh antioksidan, radikal bebas dapat mulai merusak jaringan lemak, DNA, dan protein dalam tubuh.

Protein, lipid, dan DNA membentuk sebagian besar fungsi tubuh, sehingga kerusakan dapat menyebabkan sejumlah besar penyakit dari waktu ke waktu, meliputi:

  • Diabetes
  • Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah
  • Kondisi inflamasi
  • Tekanan darah tinggi, yang juga dikenal sebagai hipertensi
  • Penyakit jantung
  • Penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson dan Alzheimer
  • Kanker

Stres oksidatif juga berkontribusi terhadap penuaan.

4. Menyebabkan reaksi berbahaya

Mengutip Times of India, reaksi seperti oksidasi, hidrolisis, dan polimerisasi terjadi pada penggunaan minyak jelantah untuk memasak.

Dalam reaksi pemanasannya itu akan membentuk senyawa volatil serta produk monomer dan polimer beracun.

Senyawa dan produk tersebut bertanggung jawab untuk memberi minyak rasa tidak enak dan banyak efek negatif pada kesehatan.

Mengutip EPA, senyawa volatil dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan, seperti:

  • Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan
  • Sakit kepala, kehilangan koordinasi dan mual .
  • Kerusakan hati, ginjal, dan sistem saraf pusat.
  • Memicu kanker.

Gejala utama terkait paparan senyawa volatil tersebut meliputi:

5. Meningkatkan berat badan ekstra dan risiko bayi lahir cacat

Mengutip Only My Health, ibu hamil yang mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan menggunakan minyak jelantah dapat menyebabkan banyak komplikasi.

Misalnya, penambahan berat badan esktra, bayi lahir cacat, dan malabsorbsi nutrisi tertentu.

Malabsorpsi atau sindrom malabsorpsi adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh gangguan penyerapan salah satu atau beberapa zat nutrisi di usus halus.

Mengkonsumsi lebih banyak makanan yang diolah dengan minyak jelantah dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat dalam darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan penambahan berat badan selama kehamilan.

Oleh karena itu, wanita hamil perlu selalu fokus pada lemak sehat dan makan makanan seimbang untuk mendapatkan manfaat dari semua makanan.

https://health.kompas.com/read/2022/01/29/081000368/apa-dampak-buruk-penggunaan-minyak-jelantah-terhadap-kesehatan-

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke