KOMPAS.com - Penyakit esofagitis memiliki beberapa penyebab, salah satu yang utama adalah GERD karena terkait refluks asam di lambung.
Esofagitis adalah penyakit peradangan pada kerongkongan yang membuat kita merasakan sakit saat menelan.
Mengutip Medical News Today, penyakit peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan kerongkongan, yang dalam beberapa kasus dapat membuat:
Mengetahui penyebab esofagitis penting karena dapat membantu untuk mengobatinya. Berikut beberapa penyebab esofagitis:
1. GERD
Mengutip Medical News Today, GERD adalah salah satu penyebab utama atau paling umum dari esofagitis.
Esofagitis yang disebabkan oleh GERD disebut juga sebagai refluks esofagitis.
GERD ini dipicu karena sfingter esofagus bagian bawah rusak (tidak menutup dan membuka dengan benar), sehingga isi lambung naik kembali ke kerongkongan (refluks).
Sfingter esofagus adalah cincin otot yang terletak di bagian ujung bawah kerongkongan kita, yang berperan untuk menghentikan asam di lambung naik kembali ke kerongkongan.
GERD yang mengiritasi kerongkongan dapat menyebabkan esofagitis.
Masalah sfingter esofagus hanyalah satu faktor dari pemicu GERD.
Faktor lain mungkin termasuk adanya hernia hiatus, yaitu kondisi ketika sebagian lambung menonjol ke dalam rongga dada.
Kemudian, makanan yang mungkin memiliki kandungan asam tinggi, seperti:
2. Alergi
Mengutip Medical News Today, alergi tertentu dapat menyebabkan eosinofilik esofagitis.
Eosinofilik esofagitis adalah kondisi peradangan kronis yang menyerang dinding kerongkongan karena reaksi alergi baik dari makanan maupun non-makanan.
Eosinofil adalah sejenis sel darah putih.
Ketika ada reaksi alergi atau infeksi, jumlah eosinofil di kerongkongan meningkat dan menyebabkan peradangan.
3. Obat-obatan
Mengutip Medical News Today, beberapa obat dapat menyebabkan aesofagitis.
Jika obat kontak dengan lapisan kerongkongan terlalu lama dapat mengakibatkan iritasi dan peradangan. Contohnya, pil yang terlalu besar masuk ke kerongkongan.
Kondisi ini bisa saja terjadi jika obat ditelan tanpa minum air yang cukup.
Residu dari tablet, pil, atau kapsul mungkin tertinggal di kerongkongan.
Masalah aesofagitis karena obat-obatan ini dapat diperburuk oleh penurunan mobilitas.
Misalnya, orang yang terbaring di tempat tidur atau tidak cukup bergerak, mungkin lebih rentan terhadap esofagitis akibat obat.
Mengutip Mayo Clinic, obat yang paling umum menjadi penyebab aesofagitis, seperti:
4. Infeksi
Mengutip Medical News Today, esofagitis dapat juga terjadi karena adanya infeksi.
Kondisi esofagitis karena infeksi disebut juga sebagai infectious esophagitis.
Infeksi yang dapat menyebabkan esofagitis meliputi jamur seperti candida atau virus seperti herpes simpleks orcytomegalovirus.
Dengan bantuan endoskopi, dokter terlatih dapat mengidentifikasi sumber infeksi.
Mengutip Mayo Clinic, infeksi esofagitis relatif jarang dan paling sering terjadi pada orang dengan fungsi sistem kekebalan yang buruk, seperti:
5. Limfosit
Mengutip Mayo Clinic, esofagitis juga dapat terjadi karena peningkatan jumlah limfosit di lapisan esofagus.
Kondisi ini disebut lymphocytic esophagitis (LE), tetapi termasuk yang jarang terjadi.
LE mungkin berhubungan dengan esofagitis eosinofilik atau GERD.
Faktor risiko
Mengutip Mayo Clinic, terdapat sejumlah faktor risiko yang tergantung dengan penyebab gangguan yang berbeda, meliputi:
1. Esofagitis refluks
Faktor risikonya adalah yang bisa memperburuk GERD, seperti:
Sejumlah makanan dapat memperburuk gejala GERD atau refluks esofagitis, meliputi:
2. Esofagitis eosinofilik
Faktor risiko esofagitis eosinofilik atau esofagitis terkait alergi, mungkin termasuk:
Riwayat reaksi alergi tertentu, termasuk rhinitis alergi, asma, dan dermatitis atopik
Riwayat keluarga dengan esofagitis eosinofilik
3. Esofagitis akibat obat
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko esofagitis yang diinduksi obat umumnya terkait dengan masalah yang mencegah masuknya pil secara cepat dan lengkap ke dalam perut.
Faktor-faktor ini meliputi:
4. Infeksi esofagitis
Faktor risiko infeksi esofagitis berhubungan dengan fungsi sistem kekebalan yang buruk, seperti:
Obat imunosupresan sering kali digunakan untuk penderita autoimun atau orang yang melakukan transplantasi (pencangkokan) organ.
Obat imunosupresan atau imunosupresif adalah kelompok obat yang digunakan untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi esofagitis.
https://health.kompas.com/read/2022/04/09/203000668/penyebab-esofagitis-salah-satunya-gerd