KOMPAS.com - Data Organisasi Kesehatan Dunia 2020 menyatakan bahwa lebih dari 1,5 juta orang di dunia terinfeksi HIV.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Jika HIV tidak diobati, dapat menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).
HIV menyerang jenis sel sistem kekebalan tertentu di dalam tubuh, yang disebut sebagai sel pembantu CD4 atau sel T.
Ketika HIV menghancurkan sel tersebut, tubuh akan sulit melawan infeksi lainnya.
Ketika HIV tidak diobati, bahkan infeksi ringan seperti pilek bisa jauh lebih parah.
Hal ini terjadi karena tubuh kesulitan merespons infeksi baru.
HIV tidak hanya menyerang sel CD4, tetapi juga menggunakan sel tersebut untuk membuat lebih banyak virus.
HIV menghancurkan sel CD4 dengan menggunakan mesin replikasinya untuk membuat salinan baru virus.
Hal ini pada akhirnya menyebabkan sel CD4 membengkak dan pecah.
Ketika virus telah menghancurkan sejumlah sel CD4 dan jumlah CD4 turun di bawah 200, pasien bisa mengalami AIDS.
Namun, kemajuan dalam pengobatan HIV telah memungkinkan banyak orang dengan HIV untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.
Bagaimana HIV menular?
HIV ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI.
Seks tanpa kondom dan berbagi jarum suntik — bahkan jarum tato atau tindik — dapat menyebabkan penularan HIV.
Namun, jika orang HIV-positif mampu mencapai penekanan virus, maka mereka tidak akan dapat menularkan HIV kepada orang lain melalui kontak seksual.
HIV diklasifikasikan menjadi 3 stadium, yakni HIV akut, HIV kronis, dan AIDS.
Diperlukan waktu bertahun-tahun agar sistem kekebalan seseorang cukup terpengaruh untuk menunjukkan tanda-tanda disfungsi kekebalan dan infeksi lainnya.
Meski tanpa gejala, HIV tetap bisa ada di dalam tubuh dan tetap bisa menular.
Menerima pengobatan yang memadai yang mengakibatkan penekanan virus menghentikan perkembangan disfungsi kekebalan dan AIDS.
Perawatan yang memadai juga membantu sistem kekebalan tubuh yang rusak untuk pulih.
Efek HIV pada tubuh
Seseorang yang tertular HIV akan langsung mengalami infeksi akut.
Gejala infeksi akut dapat terjadi berhari-hari hingga berminggu-minggu setelah virus tertular.
Selama waktu tersebut, virus HIV bisa berkembang biak dengan cepat di dalam tubuh dan tidak terkendali.
Tahap awal HIV ini dapat menyebabkan gejala seperti flu. Contoh gejala tersebut antara lain:
Gejala flu disebabkan oleh peningkatan salinan HIV dan infeksi yang meluas di dalam tubuh.
Selama waktu ini, jumlah sel CD4 mulai turun dengan sangat cepat.
Sistem kekebalan kemudian bekerja, menyebabkan kadar CD4 meningkat sekali lagi. Namun, tingkat CD4 mungkin tidak kembali ke tinggi seperti sebelum HIV.
Selain berpotensi menimbulkan gejala, stadium akut adalah saat ODHA (Orang dengan HIV AID) memiliki peluang paling besar untuk menularkan virus ke orang lain.
Hal ini karena tingkat HIV sangat tinggi saat ini. Tahap akut biasanya berlangsung antara beberapa minggu dan bulan.
https://health.kompas.com/read/2022/06/26/080000168/termasuk-menular-berikut-efek-hiv-pada-tubuh