KOMPAS.com - Beberapa kebiasaan dan kondisi medis tertentu disadari maupun tidak dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah arteri.
Penumpukan plak di pembuluh darah arteri ini disebut sebagai aterosklerosis.
Aterosklerosis ini berpotensi berbahaya karena arteri berfungsi untuk mengantarkan darah dan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.
Mengutip NHS, jika arteri tersumbat oleh penumpukan plak, sirkulasi darah menjadi tidak lancar dan arteri dapat mengeras serta menyempit.
Plak adalah zat lengket yang terbuat dari lemak, kolesterol, kalsium dan zat lainnya.
Akibatnya beberapa masalah kesehatan serius dapat terjadi, seperti:
Berikut penumpukan plak dapat terjadi karena beberapa faktor risiko yang perlu Anda ketahui:
1. Kadar kolesterol tinggi
Mengutip WebMD, kadar kolesterol tinggi yang "jahat" (LDL) merupakan penyebab utama pembentukan plak yang menumpuk di arteri.
Kolesterol baik (HDL) sebenarnya dapat menghilangkan beberapa kolesterol jahat dengan membawanya ke hati untuk dihilangkan.
Sehingga, penumpukan plak di arteri dapat dicegah atau dikurangi.
2. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah tinggi diukur di tingkat 140/90 mmHg dari waktu ke waktu.
Mengutip WebMD, memiliki tekanan darah tinggi meningkatkan penumpukan plak di arteri.
Selain itu, mempercepat pengerasan arteri yang tersumbat.
3. Merokok
Mengutip Verywell Heatlh, pembuluh darah tidak hanya menyempit akibat merokok, tetapi merokok juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah yang menjadi penyebab utama.
Mengutip WebMD, asap rokok tampaknya meningkatkan laju aterosklerosis di arteri jantung, kaki, dan aorta (arteri terbesar di tubuh).
4. Diabetes
Mengutip WebMD, diabetes atau kadar gula darah tinggi juga merupakan penyebab utama penumpukan plak.
Bahkan orang yang memiliki peningkatan kadar gula darah yang belum mencapai tingkat diabetes, mampu meningkatkan risiko pembentukan plak.
Hal itu terjadi seperti yang terlihat pada orang dengan sindrom metabolik.
Diabetes terjadi ketika tubuh mengalami resistensi insuli, di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar.
5. Kelebihan berat badan atau obesitas
Mengutip Eat This, kelebihan berat badan atau obesitas terkait erat dengan peningkatan kolesterol dan kadar gula darah yang menyebabkan diabetes.
Orang dengan kelebihan berat badan umumnya memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi lemak trans.
Lemak trans adalah lemak tidak sehat, nilai gizinya tidak ada, sehingga menjadi zat yang paling tidak sehat.
Lemak trans dapat merusak kesehatan jantung dengan cara meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol HDL.
Makanan yang mungkin mengandung lemak trans meliputi:
Dr Barry A Franklin dari Beaumont Hospital, Royal Oak mengatakan bahwa makanan yang berlabel "zero trans fats" masih mungkin mengandung zat berbahaya ini.
Kementerian Kesehatan memberi acuan berat badan ideal dengan ukuran indeks massa tubuh (BMI) 18,5-25,0.
6. Usia yang lebih tua
Risiko aterosklerosis meningkat seiring bertambahnya usia, terutama dengan pilihan gaya hidup yang tidak sehat.
Pada pria, risiko aterosklerosis meningkat setelah usia 45 tahun. Pada wanita, risikonya meningkat setelah usia 55 tahun.
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dini
Risiko aterosklerosis meningkat, jika ayah atau saudara laki-laki Anda didiagnosis menderita penyakit jantung sebelum 55 tahun.
Bisa juga karena ibu atau saudara perempuan Anda didiagnosis menderita penyakit jantung sebelum 65 tahun.
7. Makan tidak sehat
Sangat penting menjaga tubuh mendapatkan asupan makanan yang sehat. Jika tidak, dapat memicu penumpukan plak.
Mengutip Healthline, beberapa makanan sehat direkomendasikan untuk dapat menghindari penumpukan plak, menurut American Heart Association (AHA)Trusted Source, yaitu:
Sementara, hindari beberapa makanan berikut:
Makanan dan minuman tinggi gula tambahan contohnya, minuman manis, permen, kue kering, es krim (makanan penutup).
Kementerian Kesehatan merekomendasikan mengkonsumsi gula cukup sebanyak 4 sendok makan /orang/hari (50 gram/orang/hari).
Makanan tinggi garam meliputi makanan olahan, makanan instan, dan gorengan atau kripik.
Kementerian Kesehatan telah memberikan batas konsumsi garam sebanyak 5 gram/orang/hari (1 sendok teh/orang/hari) atau setara 2000 mg natrium/orang/hari.
Lemak tidak sehat sangat merugikan bagi kesehatan, seperti lemak trans yang ada dalam gorengan.
Disarankan untuk menggantinya dengan lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
Jika Anda perlu menurunkan kolesterol darah, disarankan mengurangi asupan lemak jenuh untuk tidak lebih dari 5-6 persen dari total kalori sehari.
Untuk seseorang yang makan 2.000 kalori sehari, itu sekitar 13 gram lemak jenuh yang dikurangi.
https://health.kompas.com/read/2022/06/26/170000468/7-penyebab-penumpukan-plak-di-pembuluh-darah-arteri