KOMPAS.com - Ginjal merupakan organ penting manusia. Beberapa fungsi ginjal yaitu menghasilkan sel darah merah, menyaring limbah dan kelebihan cairan, hingga mengatur tekanan darah.
Tak selamanya sehat, ginjal dapat terkena penyakit karena pola hidup yang diterapkan beberapa orang, seperti: konsumsi makanan atau minuman tinggi natrium (garam), kalium, gula, serta alkohol.
Pola hidup di atas mengakibatkan satu atau kedua ginjal mengalami kerusakan. Ginjal yang rusak menyebabkan penumpukan cairan, elektrolit, dan limbah di dalam tubuh.
Sakit ginjal dibagi menjadi lima tahap, tergantung pada tingkat keparahannya. Penyakit ginjal yang paling parah adalah stadium lima atau merupakan tahapan akhir dari kondisi kerusakan renal. Hal ini disebut juga dengan gagal ginjal.
Kondisi ini terjadi karena ginjal sudah mengalami kerusakan parah. Pada stadium akhir, ginjal memiliki nilai laju filtrasi glomerulus (LFG) di bawah 15 persen. Itu menunjukkan bahwa ginjal sudah hampir tidak dapat berfungsi.
Gejala penyakit ginjal stadium akhir
Sakit ginjal sebenarnya tidak menunjukkan gejala signifikan. Namun, ketika penyakit ginjal berada di stadium akhir ada beberapa gejala yang terlihat yaitu:
Komplikasi
Ketika mengalami kerusakan, ginjal tidak dapat dipulihkan seperti sedia kala. Jika sakit ginjal berada pada tahap akhir atau stadium lima, ada beberapa komplikasi yang bisa mengancam Anda.
1. Retensi cairan
Retensi cairan adalah kondisi ketika tubuh mengalami kelebihan cairan. Kondisi ini terjadi karena hilangnya laju filtrasi glomerolus yang menyebabkan retensi natrium dan cairan.
Dilansir dari Mayo Clinic, retensi cairan dapat menyebabkan pembengkakan di lengan dan kaki. Apabila dibiarkan, retensi cairan juga menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) atau cairan di paru-paru (edema paru).
2. Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan kenaikan atau lonjakan tiba-tiba kadar kalium dalam darah Anda. Kondisi ini mengganggu fungsi jantung dan kemungkinan dapat mengancam jiwa.
3. Kerusakan saraf pusat
Sakit ginjal stadium akhir juga menyebakan kerusakan sistem saraf pusat. Hal ini menyebabkan penderitanya kesulitan berkonsentrasi, perubahan kepribadian, atau kejang.
4. Penurunan respons imun
Sistem imun memang bertugas melindungi kita dari berbagai penyakit, infeksi, dan mempercepat pemulihan setelah sakit.
Sistem ini terdiri dari sel darah putih, antibodi, dan berbagai komponen lain, termasuk kelenjar getah bening, untuk membentuk sistem kekebalan tubuh.
Penyakit ginjal rupanya dapat memicu penurunan respons imun. Kondisi ini lama-kelamaan dapat membuat Anda lebih rentang terhadap infeksi.
5. Penurunan gairah seks, disfungsi ereksi
Pasien gagal ginjal terutama pria, dapat mengalami disfungsi ereksi karena terlalu sering merasakan ingin buang air kecil.
Kondisi ini membuat mereka tidak dapat mempertahankan ereksi saat berhubungan intim sehingga terjadi ejakulasi dini.
Ejakulasi dini seiring waktu menyebabkan seorang pria kurang percaya diri sehingga hasrat seksualnya lama-lama menurun.
6. Anemia
Ginjal yang rusak juga dapat menyebabkan anemia atau kekurangan sel darah merah. Kondisi ini terjadi karena kerusakan ginjal membuat hormon yang memberi sinyal ke sumsum tulang belakang untuk memproduksi sel darah merah berkurang.
Berikut ciri-ciri anemia yang perlu Anda ketahui:
Pengobatan sakit ginjal stadium akhir
Orang yang mengalami gagal ginjal stadium akhir harus menjalani dialisis atau cuci darah selama sisa hidupnya.
Pada proses ini, darah akan dikeluarkan kemudian disaring dan dimurnikan menggunakan mesin.
Penderita gagal ginjal yang melakukan terapi dialisis, biasanya juga disarankan untuk diet rendah kalium dan rendah garam (natrium).
Selain dialisis, pilihan pengobatan gagal ginjal kronis lainnya yaitu transplantasi atau pencangkokan.
Seseorang yang melakukan transplatasi ginjal tak perlu lagi cuci darah. Hal ini karena ginjal dapat kembali bekerja normal sepenuhnya karena mendapatkan donor.
https://health.kompas.com/read/2022/07/24/140000068/6-komplikasi-penyakit-ginjal-stadium-akhir-termasuk-disfungsi-ereksi